REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wiwid Lestari (25 th), wanita asal Lamongan, Jawa Timur ini adalah anak pertama dari empat bersaudara yang tengah meniti karir di dunia fashion muslimah. Namanya mulai mencuat setelah mengikuti acara Jogja Fashion Week pada tahun 2015 lalu. Busana yang ia tampilkan banyak mendapat apresiasi dari para desainer kenamaan. Dan Wiwid kini menjadi salah satu designer muslimah yang patut diperhitungkan.
Sebelum menjadi sukses seperti saat ini, Wiwid memulai semuanya dari nol. Terlahir dari keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan, ia mempunyai mimpi untuk menjadi anak kebanggaan orang tuanya. Demi mencapai mimpinya itu ia pun mulai mencari pekerjaan selepas SMA karena tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan sekolah.
“Dulu saya pernah bekerja sebagai SPG di sebuah galeri seni, tapi gak bertahan lama, hanya lima bulan,” ujar Wiwid dalam rilis LAZ Al Azhar yang diterima Republika.co.id, Kamis (8/6).
Keputusan berhenti bekerja Wiwid ambil karena keinginan kuatnya untuk berwirausaha. Ia yakin dengan berwirausaha rezeki yang ia peroleh bisa lebih dari profesi sebelumnya. Tapi ternyata masalah baru justru muncul kemudian.
Karena untuk memulai sebuah usaha diperlukan modal dan keterampilan. Wiwid pun terus berikhtiar dan berdoa tak pernah putus hingga akhirnya berita tentang penerimaan santri baru Rumah Gemilang Indonesia (RGI) sampai juga di telinga Wiwid melalui temannya.
Program pengentasan pengangguran yang dijalankan oleh LAZ Al Azhar ini membuat Wiwid tertarik untuk menjadi santri RGI Angkatan 8 dengan mengambil jurusan tata busana. Selama enam bulan menjadi santri RGI, Wiwid mengaku mendapatkan pengalaman yang luar biasa. “Sebab, tak hanya ilmu keterampilan tentang menjahit dan tata busana, ilmu keagamaan juga menjadi santapan rutin setiap hari. Para instruktur yang sangat ahli di bidangnya juga mengajar dengan penuh keikhlasan dan perhatian,” tutur Wiwid.
Setelah lulus dari RGI di tahun 2013, Wiwid sudah bisa berwirausaha sendiri meski dimulai dari yang kecil seperti membuka jasa jahit pakaian. Perlahan namun pasti kini mimpinya menjadi seorang desainer muslimah dunia mulai terbuka lebar. Berbagai acara fashion show rajin ia ikuti hingga bermitra dengan berbagai perusahaan dalam memperluas usahanya.
Keadaan ini kemudian mulai mampu memperbaiki perekonomian keluarganya. Ia juga tak sungkan untuk membantu teman-temannya yang masih menganggur dengan bekerja bersamanya.
Kini, sambil menjalankan usahanya, sebagai rasa terima kasih Wiwid kepada RGI, ia mengabdikan diri menjadi instruktur RGI Surabaya jurusan tata busana. Ia ingin mendidik para remaja putus sekolah di kota pahlawan itu agar bisa menjadi seperti dirinya, bangkit dari nol dan mampu mandiri dengan berwirausaha.
“RGI telah memberikan saya skill yang sangat bermanfaat, sehingga saya bisa mewujudkan cita-cita saya. Saya juga ingin memberikan sesuatu kepada RGI agar bisa bermanfaat untuk orang lain,” ujar Wiwid.
Kini seolah tak mudah puas dengan apa yang ia raih saat ini, ternyata Wiwid masih menyimpan mimpi yang lain. Ia ingin sekali melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi idamannya yang berada di Negeri Kanguru “Sekarang saya sedang fokus mengejar mimpi saya selanjutnya, kuliah di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia,” papar Wiwid.