Jumat 09 Jun 2017 23:10 WIB

Menag Ajak Tokoh Ormas Jaga Islam Wasathiyyah

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) bersama Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin (kedua kanan), Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kiri), dan Direktur Penais Kemenag Khoiruddin (kanan) menjadi pembicara dalam Dialog Pimpinan, Tokoh Ormas Islam Tingkat Nasional di Jakarta, Jumat (9/6).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kiri) bersama Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin (kedua kanan), Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti (kiri), dan Direktur Penais Kemenag Khoiruddin (kanan) menjadi pembicara dalam Dialog Pimpinan, Tokoh Ormas Islam Tingkat Nasional di Jakarta, Jumat (9/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak tokoh dan pimpinan ormas Islam untuk menjaga Islam Wasathiyyah. "Itu penting, karena Indonesia majemuk," katanya, Jumat (9/6).

Dikatakan Lukman, umat harus menjaga Islam Wasathiyyah, Islam Nusantara, Islam yang berkemajuan, Islam yang moderat, yang telah dipilih oleh pendahulu. "Ini agar kita bisa hidup berdampingan, agar kita bisa hidup rukun, bekerja sama dan saling melengkapi," tegas Menag saat menjadi salah satu Pembicara pada Dialog Pimpinan/Tokoh Ormas Islam Tingkat Nasional di Jakarta. Dialog ini diselenggarakan oleh Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimas Islam.

"Kita harus menjaga, memelihara dan berupaya agar bagaimana agama, bisa diterima dan dijalankan oleh semua umat. Mari kita jaga keindonesiaan kita, dan karena umat Islam adalah mayoritas, maka kita paling berat memikul tanggung jawab ini," imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Ketua Umum MUI yang juga Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin memjelaskan, tipologi umat Islam. Menurutnya, kaum Muslim terbagi menjadi tiga, yaitu: tekstualis, liberal, dan moderat.

"Kaum moderat tidak tekstualis, tidak pula liberal. Kaum mayoritas ini mempunyai karakter dinamis, luwes, namun tidak keluar dari pakem. Bisa mentolelir perkembangan dan fleksibel dalam menyikapi masalah. Karenanya, saat Islamisasi nusantara, tidak ada benturan berarti," terang Kiai Ma'ruf.

"Islam Wasathiyyah mempunyai beberapa karakter, antara lain: disampaikan dengan cara santun, mengajak dengan suka rela dan toleran, serta menebar cinta dan kasih sayang, bukan benci dan bermusuhan," sambungnya.

Sementara Sekretaris PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengajak umat Islam untuk teknologi. "Keadaban kita, salah satunya terlihat di medsos. Saat ini adalah jaman di mana Al-Quran dan Hadits berbentuk digital. Kita harus menguasai teknologi digital," tegas Mu'ti.

Dialog yang berakhir pada Ahad (11/6) esok tersebut diikuti tak kurang dari 159 peserta dari MUI, NU, Muhammadiyah, dan ormas lainnya, serta perwakilan Kanwil Kemenag se Indonesia.

Direktur Penais selaku ketua panitia Khoiruddin berharap dialog ini mampu mencari solusi beberapa problematika umat, pengembangan dakwah, penanggulangan radikalisme, ekonomi umat dan cara bijak menyikapi medsos. Dialog ini mengangkat tema: Moderasi Islam.

sumber : kemenag.go.id
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement