REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa tak kenal penyanyi bersuara merdu asal Malaysia Siti Nurhaliza. Sejak 2014 lalu, pelantun "Cindai" ini tampil lebih anggun dengan balutan hijab. Nurhaliza ternyata memiliki kisahnya tersendiri mengenai hijab yang ia kenakan.
"Saya melalui proses hijrah yang bertingkat-tingkat, tidak langsung berhijab," kata Nurhaliza saat ditemui dalam "Hijup Ramadhan Festival 2017" di Senayan City, Jumat (9/6) malam.
Sebelum berhijab, Nurhaliza sudah menyadari bahwa menutup aurat merupakan salah satu kewajiban bagi Muslimah. Akan tetapi, sebagai selebriti dan penyanyi, ia belum bisa serta-merta berhijab karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus ia selesaikan.
"Ada dilema karena masih harus di panggung dengan lagu yang gimana, baju yang gimana," tambah Nurhaliza.
Meski begitu, Nurhaliza tetap berusaha untuk terus memperbaiki diri dengan mulai menutup aurat secara bertahap. Awalnya, Nurhaliza mulai menutup aurat dengan menjaga pakaian dan memilih pakaian yang lebih tertutup.
Setelah berumah tangga, Nurhaliza mengambil langkah baru dengan mulai menggunakan selendang untuk menutupi bagian kepala. Selepas berhaji, barulah Nurhaliza benar-benar menutup auratnya secara keseluruhan dengan menggunakan hijab.
"Hidayah diberikan Allah satu per satu. Alhamdulillah saat ini saya tenang sekali," ujar Nurhaliza.
Nurhaliza mengatakan hijab tidak akan menutup rezeki para Muslimah untuk melakukan berbagai pekerjaan. Meski berhijab, Nurhaliza mengatakan ia tetap bisa aktif di dunia hiburan sekaligus dunia bisnis dengan brand busana Muslimahnya.
Setelah berhijab, Nurhaliza juga merasa ada banyak perubahan baik yang ia rasakan. Salah satunya, karya-karya yang ia bawakan kini membawa pesan yang lebih positif dan memotivasi.
Sebagai publik figur sekaligus perancang busana Muslimah, Nurhaliza pun tak menampik bahwa keputusannya berhijab juga menginspirasi banyak penggemar wanitanya untuk mulai mulai berhijab juga.
"Saya juga memberi motivasi untuk penggemar saya bertudung," terang Nurhaliza.
Ikuti Whatsapp Channel Republika