Ahad 11 Jun 2017 11:35 WIB

Filipina Ingin Rebut Seluruh Marawi Saat Hari Kemerdekaan

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Asap mengepul dari lokasi pertempuran di dekat masjid di Marawi City, Filipina Selatan.
Foto: Erik De Castro/Reuters
Asap mengepul dari lokasi pertempuran di dekat masjid di Marawi City, Filipina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Militer Filipina berharap dapat merebut kembali kendali Kota Marawi sepenuhnya pada Senin (12/6) besok, yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan Filipina ke-119. Militer Filipina mengatakan volume serangan dari musuh semakin menurun, yang menandakan kendali mereka di Marawi semakin melemah.

"Ini berarti setiap elemen bersenjata di kota ini akan dinetralisir, ditargetkan, atau dibersihkan," kata juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Brigadir Restituto Padilla, dikutip The Star, Ahad (11/9).

Akan tetapi, menurut Padilla, jika konflik di Marawi telah berakhir, bukan berarti darurat militer akan segera ditarik. Hal itu karena para ekstremis dapat hadir di daerah lain di Mindanao sehingga keamanan seluruh pulau harus selalu dipastikan.

"Kepala staf membuat pengumuman dengan harapan pada Senin, kita dapat dengan bebas mengibarkan bendera kita di setiap sudut Marawi. Kita akan bekerja dengan cepat untuk melakukan itu, untuk memastikan bahwa kita dapat melakukan apa yang diumumkan oleh kepala Staf," ungkap Padilla.

Tenggat waktu pada 12 Juni telah ditetapkan setelah pemerintah Filipina melewatkan tenggat waktu sebelumnya. Kelompok Abu Sayyaf dan Maute yang didukung oleh militan asing, telah memberikan perlawanan keras.

Menurut Padilla, pihak berwenang percaya pengepungan Marawi yang telah dilakukan selama hampir tiga minggu akan segera berakhir. Volume tembakan musuh telah dilaporkan menurun dan aktivitas musuh di daerah-daerah tertentu di kota telah menyusut.

Pemerintah Filipina sebelumnya menunjukkan kekhawatiran bahwa pertempuran di Marawi akan berlangsung lama. Para pejabat mencatat, pasukan musuh memiliki penguasaan medan dan posisi yang baik.

Penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia dan kehadiran terowongan di daerah-daerah di bawah kendali mereka juga memperparah situasi. Jika Marawi telah berhasil dikuasai, militer Filipina akan memberikan isyarat aman kepada penduduknya untuk bisa kembali ke rumah masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement