Ahad 11 Jun 2017 21:09 WIB

Humanity Food Truck Berbagi Hidangan Berbuka Puasa

Warga mengerubungi mobil Humanity Food Truck
Foto: ACT
Warga mengerubungi mobil Humanity Food Truck

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Humanity Food Truck belum berhenti menyambangi wilayah urban di sekitar Jabodetabek. Di hari ke-12 Ramadan (7/6), giliran Kampung Guji Baru, Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat, yang dikunjungi dapur berjalan ini.

Kawasan padat penduduk tersebut hanya berjarak sekitar 300 meter dari Pasar Patra yang cukup terkenal seantero Duri Kepa. Selepas kumandang adzan Ashar, ruas-ruas jalan Kampung Guji Baru dipenuhi sejumlah warga yang berlalu lalang mencari santapan berbuka puasa.

Namun, beberapa memilih ngabuburit di area parkiran Humanity Food Truck. Kesibukan Tim Humanity Food Truck yang menyiapkan paket hidangan berbuka puasa menjadi atraksi tersendiri bagi warga Kampung Guji Baru.

Tak butuh waktu lama bagi Tim Humanity Food Truck untuk mempersiapkan 1.000 paket sajian berbuka puasa. Satu jam menjelang waktu berbuka, paket iftar mulai dibagikan. Tanpa komando, ratusan warga setempat langsung mengular di sisi depan food truck. Keriuhan antrian beradu dengan dengung klakson kendaraan yang melintas di Jalan Patra Raya.

Painah (60 tahun) beruntung karena ia mendapat antrian cukup depan. Hanya lima menit setelah ia mengantri, nenek yang tinggal dengan lima cucunya ini langsung menggendong empat paket santapan berbuka. Sore itu, ia ikut mengantri di depan food truck untuk membawakan paket berbuka puasa untuk cucu-cucunya.

Hidangan berbuka ala Humanity Food Truck

Sehari-hari, ia hidup bersama suami beserta kelima cucunya. Di petak kontrakan yang ia sewa sebesar Rp 300 ribu per bulannya, hari-hari Painah dipenuhi keramaian tingkah laku cucu-cucunya. Tak terkecuali Ramadhan ini. Waktu berbuka dan sahur ia nikmati bersama suami dan sang cucu.

“Ini nanti buat cucu semua. Mereka pasti senang banget,” ujar Painah. Ia dan suaminya merupakan penjual perkakas rumah tangga di Pasar Petra.

“Sayang cucu” ternyata juga menjadi motivasi Marpuah (80 tahun) untuk membaur dalam antrian sore itu. Tampak segar di usianya yang senja, Marpuah mengaku masih berpuasa bulan Ramadhan ini. Ia tidak ambil pusing soal menu makanan untuk berbuka puasa atau sahur. Sayur asem menjadi menu andalannya dilengkapi dengan telur mata sapi sebagai lauknya. Untuk 2 paket iftar yang dibawanya, ia ingin memberikan hidangan berbuka tersebut kepada cucunya yang sedang datang menginap.

“Satu buat saya, satunya lagi untuk cucu di rumah. Alhamdulillah,” ujar Marpuah yang sudah tinggal di Kampung Guji Baru sejak 1960-an.

Ia lantas mengisahkan bagaimana dulu kampung tersebut masih didominasi rawa. Beberapa tahun kemudian, Kampung mulai dipadati oleh para pendatang yang mencoba mencari rezeki di Jakarta. Sebagian besar dari mereka merupakan pekerja informal dan pedagang yang memenuhi pinggiran jalan utama Kampung Guji Baru maupun Pasar Patra.

Keriuhan di parkiran food truck kian tenggelam menjelang waktu Maghrib. Seribu paket iftar ala Humanity Food Truck menemani waktu berbuka masyarakat setempat. Dalam hangatnya kebersamaan, ribuan warga Kampung Guji Baru berbagi hidangan berbuka bersama keluarga terkasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement