Senin 12 Jun 2017 01:57 WIB

Kesaksian WNI: Situasi di Qatar Sangat Kondusif

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Bayu Hermawan
Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.
Foto: AP Photo/Kamran Jebreili
Warga Qatar menikmati berjalan-jalan di pinggir laut di Doha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejauh ini, sebanyak 10 negara telah memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, sebuah negara kecil di kawasan Teluk Persia. Di antaranya adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain.

Mereka menuding Qatar mendukung gerakan-gerakan terorisme. Keputusan ini sempat mengejutkan penduduk setempat. Namun, menurut penuturan warga negara Indonesia yang sedang bermukim di Doha, ibukota Qatar, hari ini situasi sudah berjalan seperti biasa.

"Sejauh ini, kehidupan kami di Doha normal, seperti hari biasa. Sempat ada beberapa warga yang agak panik dan memborong bahan pangan di hari pertama. Setelah itu, pemerintah memastikan ketersediaan bahan pangan. Sampai saat ini, tidak ada masalah," kata Syarif Achmad, WNI asal Palembang, saat dihubungi dari Jakarta, Ahad (11/6).

Pria yang telah 10 tahun lamanya berdomisili di Doha ini menjelaskan, pasokan pangan di negara tersebut, khususnya Doha, telah lancar sejak akhir pekan lalu. Bantuan dari beberapa negara yang mendukung Qatar juga sudah tiba.

"Sejak akhir minggu yang lalu, sudah datang bahan makanan dan minuman dari Turki, seperti susu, ayam, juice," ujarnya.

Teknisi IT pada perusahaan minyak lokal Qatar ini menuturkan, tidak ada kelangkaan bahan makanan, semisal buah-buahan atau sayur-mayur hingga makanan pokok. Keamanan warga setempat juga cukup terjaga baik. Warga menjalani aktivitas sehari-hari secara biasa.

"Untuk keamanan, sangat kondusif. Tidak ada suasana mencekam sama sekali. Anak-anak tetap sekolah. Bapak-bapak bekerja. Aktivitas bisnis juga berlangsung seperti biasa," ungkapnya.

Dia membantah kabar yang mengatakan bahwa jam malam sempat diberlakukan di Doha. Akan tetapi, pihak KBRI setempat tetap mengimbau kepada WNI yang berdomisili di Qatar agar tetap waspada. Imbauan demikian sudah disebarluaskan sejak hari pertama.

"Tidak perlu mengambil langkah-langkah yang berlebihan. Situasi di Qatar masih aman dan terkendali. Dubes RI Doha tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan pemerintah Indonesia untuk memastikan keamanan dan keselamatan warga Indonesia di Qatar," jelas Syarif Achmad, menuturkan imbauan KBRI pada hari pertama krisis diplomatik Qatar.

Pada tanggal 8 Juni dan hari ini (11/6), ujarnya, pihak KBRI juga menyebarluaskan imbauan kepada para WNI di Qatar. Isinya antara lain bahwa otoritas Qatar sudah memastikan ketersediaan cadangan pangan untuk 12 bulan ke depan.

Ini juga dengan situasi normal mekanisme impor barang menuju Qatar. Sebab, pemerintah Qatar telah bekerja sama dengan sejumlah importir dan produsen untuk menjamin ketersediaan pasokan.

Selain itu, Qatar Airways juga tetap melayani penerbangan ke Indonesia. Layanan Umrah dari Qatar masih dimungkinkan juga melalui jalan darat. Dengan syarat, calon jamaah punya visa umrah dan berkendaraan khusus ilik jasa travel umrah. Nilai tukar Qatar Riyal terhadap dolar AS tetap stabil lantaran dipatok sebesar QR 3.64 per satu dolar AS.

"KBRI Doha menghimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh dan turut menyebarkan kabar burung yang tidak diketahui kejelasannya. KBRI Doha menggarisbawahi pentingnya masyarakat Indonesia di Qatar untuk mematuhi hukum dan perundang-undangan Qatar," kata lulusan Pondok Pesantren Budi Mulia itu, menirukan imbauan KBRI hari ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement