REPUBLIKA.CO.ID, RAQQA -- Pemimpin kelompok radikal ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi dikabarkan tewas Sabtu (10/6). Baghdadi dikabarkan tewas dalam sebuah serangan udara di Raqqa, Suriah.
Kabar meninggalnya pemimpin ISIS ini pertama kali disiarkan televisi pemerintah Suriah. Lalu, media lain secara berantai turut mengabarkan tewasnya Abu Bakar Al-Baghdadi. Namun hingga saat ini, kebenaran kabar tentang tewwasnya Abu Bakar al-Baghdadi masih belum diketahui.
Dilansir dari The Sun, kemungkinan al-Baghdadi tewas karena ledakan bom fosfor putih yang diledakan oleh pasukan gabungan kontra ISIS. Berdasarkan Pengamat HAM Suriah yang berbasis di Inggris (British-based Syrian Observatory for Human Rights), 13 warga sipil juga menjadi korban serangan pasukan gabungan selama 24 jam terakhir.
Media resmi ISIS, Amaq, hingga saat ini juga belum mengkonfirmasi kabar tewasnya pemimpin ISIS itu. Rumor tewasnya Al-Baghdadi sendiri sejatinya bukan kali ini saja terjadi. Terlebih, ia memang dijadikan target utama beberapa negara yang menganggapnya sebagai otak serangan teroris.
Untuk diketahui, kepala Baghdadi sempat dihargai 20 juta poundsterling. Ini karena al-Baghdaddi dianggap memberi pengaruh buruk yang menginspirasi sejumlah peledakan bom bunuh diri di Eropa.
Berita tewasnya Al-Baghdadi memang berkali-kali muncul. Terakhir pada Januari lalu, pemimpin ISIS ini dikabarkan mengalami luka serius dalam sebuah serangan udara yang dilakukan pasukan Irak yang didukung militer Amerika Serikat.
Sejumlah gen Intelijen menyebutkan Baghdadi bersembunyi di gurun-gurun di Kota Mosul sebelum akhirnya pindah ke Raqqa saat pasukan Iraq menyerang. Kabar kematian pemimpin ISIS ini pun berpotensi dapat menjadi propaganda kemenangan rezim Bashar Al-Assad sepanjang perang Suriah tewas.
Untuk diketahui, Baghdadi lahir di Samarra, Iraq, pada 1971. Ia dikabarkan bergabung dengan tentara militan setelah Amerika Serikat melakukan invansi ke Irak pada 2003. Ia pun menjalani perannya di aktivitas terorisme hingga menjadi Pemimpin ISIS pada 2013.