REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- CEO Uber Travis Kalanick harus meninggalkan perusahaan tersebut sementara waktu di tengah upaya layanana angkutan pulih dari kontroversi selama berbulan-bulan. Dewan manajemen Uber mempertimbangkan langkah perusahaan dalam sebuah pertemuan di Los Angeles, Ahad (11/6).
Dewan manajemen Uber ini terdiri dari tujuh anggota, termasuk Kalanick. Selain kepergian sementara Kalanick, dilansir dari Washington Post, serangkaian perubahan kebijakan lainnya terkait laporan budaya tempat kerja oleh firma hukum dan mantan Jaksa Agung Eric Hoder. Wakil Presiden Bisnis Senior Uber juga kemungkinan besar akan diharuskan pergi dari perusahaan.
Mengundurkan diri sebagai CEO meski sementara akan menjadi kemunduran besar bagi Kalanick yang telah mendirikan perusahaan pada 2009. Ia terus menjalankan perusahaan sejak saat itu meski mendapat kritik keras atas budaya kerja yang keras yang ia ciptakan.
Memo perusahaan bocor dan tuduhan pelecehan seksual telah membantu memberi citra buruk perusahaan. Pekan lalu, Uber memecat 20 karyawan di tengah penyelidikan oleh pengacara terhadap ratusan klaim dugaan kesalahan.
Beberapa karyawan telah menerima peringatan tertulis dan lainnya akan menerima pelatihan di tempat kerja. Secara terpisah, Uber juga memecat seorang eksekutif pekan lalu setelah pejabat perusahaan Eric Alexander memperoleh rekan medis seorang pelanggan yang dilecehkan seksual saat melakukan perjalanan di Uber.