Senin 12 Jun 2017 14:34 WIB

BBPOM Yogyakarta Musnahkan Mi Basah Mengandung Formalin

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Nidia Zuraya
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta memusnahkan mie basah mengandung formalin sebanyak 75 kilogram di halaman BBPOM di Yogyakarta, Senin (12/6).
Foto: Neni Ridarineni/Republika
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta memusnahkan mie basah mengandung formalin sebanyak 75 kilogram di halaman BBPOM di Yogyakarta, Senin (12/6).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Sebanyak 75 kilogram mi basah mengandung formalin ditemukan dan didistribusikan di Pasar Piyungan Bantul, Sabtu (10/6) dini har sekitar pukul 02.00 WIB.

Mie tersebut dimusnahkan oleh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta IGusti Ayu Adhi Aryapatni didampingi Kepala Seksi Koordinator Pengawasan PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) Polda DIY Kompol Samsul Bahri, di halaman Kantor BBPOM di Yogyakarta, Senin (12/6).

Menurut Ari, panggillan akrab I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, dari informasi diatributornya, mi basah tersebut diperoleh dari Pasar Muntilan Magelang. Temuan ini berdasarkan hasil investigasi PPNS di Yogyakarta selama lebih kurang dua minggu. Ari menyebut, distributor mi basah tersebut sedang diproses hukum.

Karena asal mi basah mengandung formalin berasal dari Jawa Tengah, BBPOM DIY akan bekerja sama dengan BBPOM di Semarang. Tahun lalu juga ditemukan mi basah mengansung formalin yang berasal dari Klaten.

"Pelakunya dikenai pidana penjara 9 bulan. Tapi tidak menimbulkan efek jera juga," ungkapnya.

Padahal, kata Ari, pelanggaran itu merupakan tindak pidana sesuai pasal 62 ayat (1) jp Pasal 8 ayat (3) Uu RI No.3 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang bisa dijerat dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 miliar.

sumber : Center
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement