REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Puluhan jet tempur jenis F-35 buatan Lockheed Martin dilarang terbang sementara, pada Senin (12/6) sampai pemberitahuan lebih lanjut. Sebanyak 55 jet tempur dikandangkan di pusat pelatihan penerbangan Luke Air Force Base, di Phoenix, Arizona.
Juru bicara Kapten Mark Graff mengatakan pada Jumat (9/6) lalu di Pentagon, pangkalan udara itu telah terlebih dahulu melarang operasi terbang jet tempur F-35A Lightning II. Larangan diumumkan setelah terjadi lima insiden pilot jet mengalami gejala hipoksia atau kekurangan oksigen.
Menurutnya, insiden tersebut terjadi sejak 2 Mei hingga 8 Juni, dan beruntungnya dalam setiap insiden itu, sistem cadangan oksigen jet dapat bekerja dengan baik dan jet tersebut dapat mendarat dengan aman. Jet tempur F-35A Lightning II biasanya diterbangkan sebanyak 25 kali setiap hari kerja untuk pelatihan.
Juru bicara Luke Air Force Base, Mayor Rebecca Heyse, mengatakan larangan terbang sementara ini telah diperpanjang, sehingga angkatan udara dapat mempelajari masalah serius ini bersama pilot, pekerja pemeliharaan jet, dan profesional medis.
Larangan terbang diumumkan saat Lockheed Martin berencana untuk mendemonstrasikan jet canggihnya di Paris Air Show pekan depan.
Namun, sementara ini larangan hanya berlaku di Luke Air Force Base dan tidak di pangkalan udara lain.
Bisnis jet tempur F-35 menyumbang sekitar 37 persen dari pendapatan Lockheed Martin. Selama kuartal pertama tahun ini, pendapatan Lockheed Martin dari bisnis aeronautika meningkat sebanyak 8 persen menjadi 4,11 miliar dolar AS, yang sebagian besar dari penjualan F-35.
Seorang perwakilan Lockheed Martin mengatakan, perusahaan tersebut akan membantu angkatan udara untuk menangani masalah ini. Lockheed dan mitra utamanya, Northrop Grumman, Pratt and Whitney, dan BAE Systems telah mengembangkan dan membangun F-35 untuk militer AS dan 10 negara sekutu.
Seperti dilansir dari The Guardian, Luke Air Force Base adalah pangkalan udara terbesar di dunia untuk jet tempur F-35, yang digunakan untuk melatih pilot asal AS dan pilot dari negara-negara sekutu. Saat ini ada 220 pesawat tempur F-35 di seluruh dunia yang secara kolektif telah melakukan lebih dari 95 ribu jam terbang.