Selasa 13 Jun 2017 14:27 WIB

Kejahatan Makin Sadis, Ini Penyebabnya Menurut Sosiolog

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bilal Ramadhan
Perampokan (ilustrasi).
Foto: Rahajeng Aulia Diaswari
Perampokan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman berpendapat, kejahatan yang semakin sadis terjadi karena adanya kesenjangan ekonomi yang tinggi. Sunyoto menerangkan, saat ini ekonomi di Indonesia memang tumbuh, tetapi kesenjangan ekonomi tetap saja tinggi.

"Ya ini kan Indonesia itu mungkin memang tumbuh ekonominya, tapi kesenjangan tinggi. Coba dilihat berapa restoran kalau Ramadhan ini tuh penuh. Tapi kan hanya kalangan tertentu yang bisa menikmati itu, sebagian kalangan yang lain kan tidak. Berarti kesenjangan yang luar biasaitu," kata Sunyoto saat dihubungi Republika, Selasa (13/6).

Sementara itu, lanjut SUnyoto, di tengah kesenjangan ekonomi yang tinggi tersebut, masyarakat Indonesia memiliki harapan yang tinggi pula untuk berbelanja berbagai barang. Apalagi, barang-barang tersebut sangat mudah masuk ke pasar Indonesia. Akibatnya, harapan yang tinggi dengan tidak didukung ekonomi yang memadai tersebut, bisa memancing orang melakukan tindak kejahatan.

"Ini bagaimana negara hadir mengatur jangan sampai harapan masyarakat ini terlalu tinggi. Kalau harapan ini terlalu tinggi memang orang bisa nekad. Bahkan ketika tidak bisa memenuhi ya apa saja bisa jadi halal," ucap Sunyoto.

Seperti diketahui, dalam empat hari terakhir telah terjadi dua kasus perampokan disertai pembunuhan dengan menggunakan senjata api. Kasus pertama terjadi di SPBU Daan Mogot Jakarta, pada Jumat (9/6), di mana  Davidson Tantono (30) menjadi korbannya.

Kasus terakhir menimpa seorang mahasiswi, Italia Chandra Kirana Putri (22) yang tewas ditembak perampok di kediamannya Perumahan Bugel Indah, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Tangerang pada Senin (12/6).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement