REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Porli Irjen Setyo Wasisto mengatakan pelaku kasus penembakan di SPBU Cengkareng dan Tangerang menggunakan senjata rakitan.
"Yang digunakan oleh penjahat-penjahat itu adalah senjata-senjata rakitan," ujar Setyo di Humas Mabes Porli, Jakarta Selatan, Selasa (13/6).
Senjata rakitan, terangnya, biasanya dijual dengan cara diselundupkan. Atau bisa saja lanjut dia, orang tersebut membuatnya sendiri dengan cara otodidak dari internet.
Setyo mengaktakan bahwa para pelaku tindak kejahatan tidak akan menggunakan senpi-senpi legal. Karena jika menggunakan senpi yang sudah terdaftar dipastikan akan terdeteksi oleh intel polri.
"Mereka (pelaku kejahatan) tahu senjata terdaftar itu sudah ada identifikasi mengenai larasnya karena sebelum diserahkan kepada yang bersangkutan pasti sudah diidentifikasi oleh Badan Intelkam Polri," terang Setyo.
Dua kasus penembakan maut menyedot perhatian masyarakat dalam 4 hari ini. Yang pertama, kasus dialami korban Davidson di SPBU jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (9/6). Davidson meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di kepala.
Korban ditembak setelah mencoba mempertahankan tas hitam berisi uang Rp 350 juta yang diambil oleh para pelaku.
(Polisi Terus Buru Pelaku Penembakan di SPBU Cengkareng)
Penembakan maut lain terjadi di sebuah perumahan di Jalan Gunung Raung, Karawaci Kota Tangerang, Senin (12/6) kemarin. Korban bernama Italia Chandra Kirana Putri ditembak setelah memergoki dua pelaku yang mencoba mencuri sepeda motor. Korban sempat meneriaki maling sebelum ditembak pelaku yang panik. (Kejar Dua Pencuri Motor, Italia Tewas Tertembak)