Selasa 13 Jun 2017 23:13 WIB

Aksi Nekat Perampok Bersenjata Api Menurut Kriminolog

Rep: Ronggo Astukoro/ Red: Yudha Manggala P Putra
Senjata api rakitan.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Senjata api rakitan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kriminolog Adrianus Meiliala mengatakan, aksi nekat pencurian dengan kekerasan menggunakan senjata api pada siang hari dapat didorong oleh beberapa hal. Pertama, mereka berani melakukan perampokan di siang hari karena mereka berkawan dalam melakukan aksi.

Kedua, mereka punya senjata. Ketiga, ada kemungkinan mereka dalam pengaruh alkohol atau narkotika saat beraksi.

"Mereka melakukan aksi tidak sendiri. Tetapi dengan teman-temannya sehingga rasa berani muncul. Bisa juga dikuasai alkohol atau narkotika yang membuat mereka nekat untuk berbuat," tambah Kriminolog Adrianus Meiliala kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Selasa (13/6) sore.

Bisa juga, ada kemungkinan para perampok itu sedang mengejar "orderan"-nya. Dalam kasus Italia Chandra Kirana Putri (22), yang nyawanya terenggut saat mempertahankan motor yang hendak dicuri, menurut Adrianus mereka mendapatkan order motor seperti motor milik Italia.

"Ada order yang minta motor seperti itu. Para pelaku ingin segera buru-buru memenuhi orderan-nya. Jadi, mereka nekat cari motor. Itu kan motornya sedang diparkir di dalam dan siang hari juga ya," kata dia.

Untuk senjata, menurut Adrianus senjata yang mereka gunakan adalah senjata api rakitan. Dua kasus tersebut, korbannya ditembak dari jarak dekat. Dengan jarak satu hingga dua meter, senjata rakitan juga dapat mematikan.

"Baru kelihatan kalau dari jarak sekitar 15 meter bedanya. Entah itu meleset atau yang lainnya. Buat dapetin (senjata api rakitan) nya paling setengah juta juga dapat... Peredarannya ilegal tapi gampang ditemukan, seperti di Cipacing, Jawa Barat itu," tutur Adrianus.

Saat ini, lanjut Adrianus, perampok-perampok tersebut beraksi karena momen menjelang lebaran. Di mana orang-orang sedang memiliki uang. Hal itu dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi mereka untuk melakukan tindak kejahatan.

"Sekarang ini semua orang punya duit, bawa duit di kantong masing-masing. Ada yang bawa duit untuk THR, untuk beli baju, ya macem-macem lah. Intinya orang pada bawa duit sekarang ini," kata Adrianus.

Jika masyarakat bertemu dengan perampok seperti ini, saran Adrianus sebaiknya mereka menyerahkan saja apa yang perampok itu inginkan. Menurutnya, harta bisa dicari, berbeda dengan nyawa. "Lebih baik serahin saja. Kalau sudah hilang nyawa kan ruginya lebih besar," ungkap Adrianus.

Seperti diketahui, dalam empat hari terakhir telah terjadi dua kasus perampokan disertai pembunuhan dengan menggunakan senjata api. Kasus pertama terjadi di SPBU Daan Mogot Jakarta, pada Jumat (9/6), dimana Davidson Tantono (30) menjadi korbannya.

Kasus terakhir menimpa seorang mahasiswi, Italia Chandra Kirana Putri (22) yang tewas ditembak perampok di kediamannya Perumahan Bugel Indah, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Tangerang pada Senin (12/6).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement