REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi kejahatan yang dilakukan oleh anak di bawah umur makin serius. Awal pekan ini, misalnya, tiga bocah yang masih remaja melakukan aksi perampokan disertai pembunuhan sadis di Lampung, Sumatera.
Ketiga pelaku warga Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan berinisial IS (17 tahun), HC (18 tahun), dan ES (19 tahun).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Seto Mulyadi, yang akrab disapa Kak Seto, mengatakan fenomena ini lahir dari perilaku orang dewasa yang ditiru oleh anak-anak. Setiap perilaku anak diperoleh melalui proses belajar. Kerapkali, proses belajar yang diberikan kepada anak-anak, mulai dari kecil sampai remaja, adalah proses belajar yang penuh dengan cara kekerasan.
Kak Seto memaparkan anak-anak sekarang belajar melakukan kekerasan lewat berbagai saluran. Di rumah, mereka dibentak orang tua, dijewer, bahkan kadang-kadang dipukul.