REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar peringatan Nuzulul Quran di Kompleks Islamic Center NTB pada Rabu (14/6) malam. Peringatan Nuzulul Quran digelar usai ibadah shalat Tarawih. Antusiasme warga begitu terlihat dengan memadati sejumlah tempat duduk yang disediakan panitia di halaman selatan kompleks Islamic Center NTB, tempat berlangsungnya acara. Bahkan, ruas jalan di Jalan Langko pun ditutup sementara untuk mengakomodir warga yang ingin menyaksikan peringatan Nuzulul Quran.
Peringatan Nuzulul Quran dimulai sekitar pukul 21.00 Wita dengan penampilan seni musik Islami yang membawakan sejumlah tembang-tembang Islami. Kemudian, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Tak lama berselang, giliran Imam Mesir Syekh Khalid Barakat yang tampil untuk membacakan doa. Imam besar Mesir ini juga telah menjadi imam shalat Tarawih di Masjid Hubbul Wathan, Kompleks Islamic Center NTB sejak malam kedelapan ramadhan. Acara dilanjutkan dengan lantunan ayat-ayat suci dari Qari terbaik internasional di Thailand 2017 Budiman Hasan asal Bima.
Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi mengatakan, bernuzul merupakan bagian memuliakan apa yang pantas dimuliakan. Pria yang dikenal dengan Tuan Guru Bajang (TGB) menyebutkan, memuliakan syiar-syiar Allah SWT dan hal-hal mulia yang di dalamnya ada kemuliaan dalam kehidupan baik dunia dan akhirat, yang utamanya Alquran sebagai pedoman, berasal dari rasa ketakwaan dari dalam hati.
Ada dua hal yang disampaikan TGB. Pertama, bernuzulul menunjukan kesyukuran kepada Allah SWT. "Kesyukuran tidak hanya alquran diturunkan kepada umat manusia, tapi kepda kita yang hadir mudah-mudahan lahir batin menjadi bagian jadi umat Alquran itu membuka pintu kebaikan yang tidak ada batasnya," ujar TGB.
Rasulullah mengumpakan, Alquran sebagai mata air yang tidak pernah mengering. Siapapun yang datang kepada Alquran akan hilang dahaganya. TGB berharap, kesyukuran terhadap Alquran bisa direfleksikan dalam kehidupan dan benar-benar menjadikan Alquran sebagai cahaya dan inspirasi dalam bersikap, berucap, dan melakukan apapun. "Alquran menjadi pondasi, dasar, pendorong, dan penyemangat untuk kebaikan-kebaikan," ungkap TGB.
Kedua, TGB ingin mengingatkan bahwa Nuzulul Quran menjadi pengingat sudahkah kita belajar untuk beralquran sengan baik. Menurut TGB, di dalam Alquran terkandung sumber-sumber yang dibutuhkan. Semisal, bagaimana menjadi pemimpin yang adil, menjadi pendidik yang baik, yang mendidik bukan hanya mengajar, tapii ada proses menanamkan nilai baik bagi anak-anak.
TGB melanjutkan, Alquran juga pengingat dalam berbangsa yang ada tuntunannya dalam Alquran bahwa kita hidup dengan keragaman etnis, suku, dan bangsa. Allah SWT mengingatkan jangan perbedaan membuat umat saling jauh satu sama lain, tetapi menjadi lahan yang sangat subur untuk belajar hal-hal yang baik.
TGB menambahkan, dari sekian banyak provinsi di Indonesia, hanya NTB yang memiliki masjid raya bernama Masjid Hubbul Wathan yang artinya cinta tanah air.
"Antara keislaman dengan kebangsaan tidak boleh dipisahkan, sekali kita tarik nafas, ada nafas keislaman dan keindonesiaan," lanjut TGB
Kendati begitu, Provinsi NTB juga tidak lantas berpuas diri kala meraih prestasi. TGB mengatakan NTB juga memerlukan belajar dari daerah lain yang sudah lebih maju.
"Kita belajar dari bangsa lain, Provinsi NTB juga belajar dari provinsi lain yang lebih maju, jangan gengsi kalau merasa banyak kekurangan," tutur TGB.