REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dua warga Turki yang menetap di Amerika Serikat (AS) ditangkap pada Rabu (14/6). Mereka diduga terkait dengan bentrokan yang terjadi di depan Kedutaan Besar Turki di negara itu pada Mei lalu.
Bentrokan terjadi saat unjuk rasa di depan Kedubes Turki di Ibu Kota Washington pada 16 Mei. Sesorang yang diyakini adalah petugas keamanan dari kedutaan memukul, bahkan menendang para pengunjuk rasa.
Dalam sebuah video yang beredar di jejaring sosial, terlihat sejumlah pria berpakaian gelap datang ke arah para demonstran. Mereka memukul dan menendang, meski saat itu polisi telah dikerahkan untuk menjaga aksi unjuk rasa yang damai.
Demonstrasi juga terjadi bersamaan saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke AS. Saat kekerasan berlangsung, Erdogan dilaporkan tengah berada di kediaman Duta Besar Turki untuk AS Serdar Kilic, setelah terlebih dahulu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
Pemerintah Turki menyalahkan para demonstran yang diduga terkait dengan kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Pihak Turki juga mengatakan, kekerasan terjadi karena tindakan provokasi pengunjuk rasa.
Namun, Kepolisian Washington mengatakan, pengunjuk rasa tidak memicu bentrokan. Polisi menyebut bahwa petugas keamanan dari kedutaan besar itu melakukan serangan brutal saat demonstrasi damai berlangsung.
Dua warga Turki yang ditangkap oleh Kepolisian Washington diidentifikasi sebagai Eyup Yildirim dari New Jersey dan Sinan Narin dari Virginia. Mereka diduga terlibat dalam penyerangan terhadap pengunjuk rasa yang melakukan demonstrasi damai.
Menurut keterangan, Yildirim dan Narin merupakan pendukung Erdogan. Dari laporan investigasi New York Times, keduanya melakukan perjalanan ke Washington untuk menyambut kedatangan Erdogan. Namun, tidak disebutkan apakah mereka hanya sekadar pengagum atau justru memiliki hubungan formal dengan pria berusia 63 tahun itu.