REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur menargetkan wisata menonton ikan paus mulai dilakukan pada tahun 2018 dalam rangka menarik minat wisatawan ke provinsi berbasis kepulauan itu.
"Kita targetkan semoga tahun depan sudah bisa berjalan wisata menonton ikan paus ini sehingga NTT semakin dikenal oleh banyak orang tidak hanya wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata NTT Marius Ardu Jelamu di Kupang, Kamis (15/6).
Hal ini disampaikan saat mengelar jumpa pers dengan sejumlah wartawan di Kupang, di sela-sela workshop tentang menjaga lingkungan dan meningkatkan kesejateraan masyarakat NTT melalui usaha wisata menonton ikan paus.
Ia menilai bahwa saat ini di Bali pemerintah setempat sudah melakukan kegiatan menonton ikan lumba-lumba bagi wisatawan yang berkunjunga ke kawasan wisata Bali. Oleh karena itu menurutnya NTT sudah layak juga menerapkan cara seperti itu dalam mendatangkan banyak wisatawan.
"Di Bali orang menonton ikan lumba-lumba, sedangkan di wilayah kita, kita terapkan menonton ikan paus. Tentu ini akan lebih luar biasa," ujarnya.
Menurutnya perairan NTT sejak dulu kala memiliki habitat laut yang menjadi kawasan perlintasan 18 jenis paus termasuk dua jenis paus yang langkah yakni paus Biru (Balaenoptera Musculus) dan paus Sperma (Physeter Macrocephalus).
Kedua jenis paus ini nantinya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan saat dilakukan wisata menonton ikan paus yang tentu saja akan diikuti oekh banyak wisatawan. "Oleh karena itu saya berharap agar pengusaha-pengusaha bisa mengambil peluang ini baik itu untuk mendatangkan kapal-kapal pesiar atau kapal yang layak digunakan dan disewa oleh wisatawan untuk menonton ikan paus ini," tuturnya.
Mantan Plt Bupati Manggarai Barat ini juga menyakini bahwa menonton ikan paus sendiri nantinya akan memberikan konstribusi bagi upaya pencapaian tekad pemerintah untuk menjadi provinsi NTT sebagai provinsi pariwisata serta keinginan untuk mewujudkan NTT sebagai destinasi utama pariwisata di Indonesia pada tahun 2018.
Sementara itu ahli Cetacean Oseanik dari Austria Benjamin Kahn yang juga ikut dalam worskhop tersebut menggatakan bahwa penelitian terhadap jalur lintasan ikan paus ini sudah dilakukan sejak tahun 1999 mulai dari kawasan pulau Komodo, Alor hingga ke Lembata.
"Saya sudah meneliti migrasi ikan paus di wilayah perairan NTT. Dan wilayah NTT merupakan lokasi migrasi ikan paus yang sangat potensial," ujarnya.
Lokasi-lokasi migrasinya ada pada selat wetar, Pantar, Laut Sawu serta Lembata serta beberapa kawasan perairan lainnya. Ia bahkan menambahkan juga agar jika pada tahun 2018 ini benar-benar dilaksanakan maka dia berharap dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat.