REPUBLIKA.CO.ID, KULON PROGO -- Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil mengendalikan perkembangan kasus antraks di Kecamatan Girimulyo beberapa waktu lalu.
"Kasus antraks sudah terkendali. Setelah kami melalukan vaksinasi, tidak ada kematian yang positif antraks. Artinya, sudah terkendali," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Drajat Wibowo di Kulon Progo, Kamis (15/6).
Ia mengatakan vaksinasi dilakukan di dua desa, yakni Desa Pendoworejo dan Purwosari, Kecamatan Girimulyo sebanyak satu kali. Jumlah ternak yang divaksin sebanyak 2.700 ekor kambing dan sapi di wilayah itu. "Vaksinasi tahap dua akan dilakukan pada Agustus-September," katanya.
Terkait permintan surat keterangan sehat hewan (SKSH) di bidang kesehatan hewan, Drajat mengatakan SKSH diberikan ternak di luar zona kasus antraks. Kalau hewan ternak di kawasan kasus antraks masih dilakukan isolasi sampai benar-benar nol antraks.
"Kalau nanti setelah dua kali vaksinasi, mungkin kami sudah berani mengeluarkan SKSH untuk Desa Purwosari dan Pendoworejo," katanya.
Drajat mengimbau peternak Kulon Progo jangan panik dan menahan ternak jangan dijual. Saat ini, harga ternak mulai merangkak naik.
"Saat ini harga ternak dari Kulon Progo kembali naik. Kami mengimbau peternak sabar dan menunda jual hewan ternak," imbaunya.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Nur Syamsu mengatakan permintaan sapi lokal Kulon Progo mengalami kelesuan pascakasus antraks di wilayah ini.
Saat ini, pihaknya berupaya meyakinkan peternak supaya mempertahankan sapi peliharaannya. Hal ini dalam rangka meningkatkan populasi sapi dan meningkatan harga ternak. "Permintaan sapi lokal memang mengalami kelesuan, tapi sekarang harga sudah merangkak naik," katanya.