REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Pasukan militer Filipina mengatakan, salah satu anggota senior dari kelompok militan pro-Negara islam irak dan Suriah (ISIS), Maute telah ditangkap, Kamis (15/6). Ia diidentifkasi sebagai Mohammad Noaim Maute.
Menurut laporan, Noaim ditangkap di pos pemeriksaan dekat dengan kota pesisir Cagayan de Oro. Sementara, hingga saat ini dua saudara laki-lakinya yang menjadi pemimpin utama Maute, yaitu Omarkhayam dan Abdullah masih berada di garis depan pertempuran di Marawi. Maute pertama kali memulai penyerbuan di Marawi pada 23 Mei lalu.
Pengepungan kemudian dilakukan oleh pasukan militer Fiilipina dan pertempuran sengit hingga saat ini masih berlanjut. Saat itu, lebih dari 100 anggota ISIS Maute terus melakukan serangan, termasuk di Gereja Katedral Our Lady Help dan menculik staf rumah ibadah termasuk, di antaranya adalah Pastor Chito Suganob. Mereka mengancam akan membunuh para sandera jika pasukan pemerintah tidak melepaskan tembakan.
Sejak pertempuran terjadi, dilaporkan sekitar 30 warga sipil, 58 tentara, dan lebih dari 100 gerilyawan tewas terbunuh. Hingga kini, ratusan warga sipil juga diyakini masih terjebak di kota selatan negara itu dengan persediaan makanan yang sangat terbatas.
Pasukan militer Filipina hingga saat ini belum dapat merebut kendali kota sepenuhnya. Meski demikian, pihaknya mengklaim sejumlah keuntungan telah mereka dapatkan, termasuk diantaranya berhasil mengendalikan situasi menjadi lebih tenang dari sebelumnya.
Namun, banyak anggota ISIS Maute yang nampaknya masih bersembunyi dalam terowongan bawa tanah tanah. Tempat itu diyakini telah dipersiapkan sejak bertahun-tahun lalu untuk mengadapi pengepungan musuh. Sebelumnya, terdapat uang tunai dan cek yang juga ditemukan oleh militer Filipina sebesar lebih dari 79 juta pes dari sebuah rumah yang pernah ditempati oleh anggota Maute. Hingga saat ini, diperikirakan pasukan kelompok militan yang tersisa di Marawi adalah sekitar 40 hingga 200 orang.