REPUBLIKA.CO.ID, Pernyataan kontroversial datang dari musisi Amerika Serikat Katy Perry. Penyanyi 32 tahun itu menyebut bahwa ajang penghargaan musik bersifat konstruktif dan sama sekali tidak merepresentasikan keinginan audiens.
"Semua ajang penghargaan itu palsu, begitu pula seluruh penghargaan yang telah saya menangkan," kata Perry, seperti dilaporkan laman New York Times pekan ini.
Tidak jelas apakah komentar "palsu" itu berhubungan dengan pemenang penghargaan yang lebih mencerminkan pemikiran elite industri musik atau justru Perry mengkritik bagaimana pemenang pilihan ajang penghargaan ada kaitannya dengan politik daripada kualitas.
Pernyataan Perry jelas membuat penggemar dan kritikus musik mengerutkan kening. Mengingat bahwa selama karier bermusiknya, Perry telah memenangkan beberapa piala MTV Video Music Awards, Billboard Awards, juga dinominasikan dalam ajang Grammy and Emmy.
Dalam wawancara tersebut, Perry yang juga dikenal sebagai salah satu pendukung vokal politisi Hillary Clinton kembali angkat bicara mengenai Pemilu AS tahun lalu. Ia mendeskripsikan kesedihan dirinya dan rekan musisi Lady Gaga menanggapi kekalahan Clinton dari Trump.
"Gaga dan saya hanya bertatap-tatapan, merasa perlu saling menguatkan satu sama lain," ujar mantan kekasih Orlando Bloom itu.
Saat ini, Perry sedang melakukan banyak kegiatan promosi untuk album barunya, Witness. Namun, dilansir dari laman Independent, sepekan belakangan catatan penjualan rekaman albumnya belum menunjukkan hasil yang signifikan.