REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ban pesawat Susi Air pengangkut logistik pemilihan suara ulang (PSU) Papua kempes. Diduga ada oknum yang sengaja menembak ban dan badan pesawat.
"Ada dua lubang, di ban dan di punggung pesawat," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Musthafa Kamal saat dihubungi di Jakarta, Jumat (16/6).
Peristiwa itu, kata dia, terjadi sekitar pukul 09.20 WIT yakni saat pesawat landing menuju Bandara Mulia. Namun sang pilot harus kembali mendaratkan pesawatnya lantaran merasakan gangguan tersebut.
"Dugaan sementara, tembakan ketika pesawat sedang jalan. Belum ditemukan proyektil. Hanya lubang," terangnya.
Pesawat tersebut digunakan mengangkut logistik PSU dari Limo dengan pengamanan dari lima anggota Brimob dan dua orang warga sipil. Saat ini kata dia masih tengah ditelusuri dari mana asal lubang tersebut.
Pasalnya memang tidak ditemukan proyektil di sekitar bandara. Namun melihat dari bentuk lubangnya diduga berasal dari peluru milik senjata laras panjang. "Sejenis lubang kena laras panjang lah, sejenis tembakan AK gitu," terang dia.
Dugaan sementara lanjutnya memang tembakan dilakukan pada saat pesawat landing. Namun tetap saja hal ini perlu dikaji lebih dalam mengenai jaraknya.
"Belum ditemukan (peluru), apakah kita lakukan tembak dari sini, atau di sini, lagi diverifikasi, diukur sejauh mana. Kan harus diukur sama pihak bandara. Penembakan sejauh ini berapa derajat," ungkapnya.
Untuk diketahui tambahnya mereka harus mengantarkan logistik PSU menggunakan pesawat karena kondisi melalui darat yang tidak memungkinkan. Pengisian logistik sendiri sudah dilakukan pada Rabu (14/6) lalu untuk melaksanakan PSU pada Kamis (15/6) paginya.
"Jadi karena itu dari puncak, enggak bisa dilalui darat. Harus dilalui pesawat. Kemarin hari Rabu pengisian logistik terus kamis pemungutan suara, terus tadi pagi kembali," kata dia.