Sabtu 17 Jun 2017 01:29 WIB

Kemenperin Targetkan Morowali Jadi Pusat Baja Baru

Rep: Halimatus sadiyah/ Red: Budi Raharjo
Pabrik Peleburan Baja
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pabrik Peleburan Baja

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menargetkan Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah menjadi pusat baja kedua setelah Cilegon. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, dalam waktu dekat sebuah pabrik baja berkapasitas 3,5 ton akan segera dibangun di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Ia memperkirakan, nilai investasi untuk pabrik tersebut mencapai lebih dari Rp 15 triliun dengan investor utama Delong Steel Limited, perusahaan asal Cina. Menurut Putu, penandatangan kontrak pembangunan pabrik tersebut juga sudah dilakukan di Cina beberapa waktu lalu dengan disaksikan perwakilan dari pemerintah Indonesia.

"Mereka ingin segera melakukan groundbreaking. Jadi kita akan punya pusat baja kedua setelah Cilegon," kata Putu, pada wartawan di kantornya, Jumat (16/6).

Pabrik baru di Morowali ini diproyeksikan menjadi penyuplai baja di kawasan Indonesia Timur. Sebab, menurut Putu, saat ini pembangunan infrastruktur di Indonesia Timur masih banyak mengambil baja impor karena biaya untuk mengirim baja dari pabrik-pabrik di Jawa terlalu tinggi.

Ia mengatakan, Kemenperin memang tengah mendorong percepatan proyek-proyek industri baja demi mengurangi ketergantungan pada impor. Saat ini, sekitar 50 persen kebutuhan baja nasional masih dipenuhi oleh barang impor.

"Tapi yang diimpor terutama produk yang kita tidak bisa bikin atau karena volume terlalu besar dan lokasi terlalu jauh dari pabrik-pabrik kita di Jawa," tuturnya.

sumber : Center
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement