REPUBLIKA.CO.ID, MARAWI -- Pasukan Filipina yang bergerak menyerang posisi kelompok militan di kota Marawi, kota di selatan pada pekan lalu, terperangkap di sebuah daerah bahaya.
Sersan Teknis Mahamud Darang mengatakan, angkutan lapis baja Filipina, mendapat tembakan dari petempur berpakaian hitam, granat berpeluncur roket yang memotong lajur pasukan sedang menyeberang sungai Agus menuju pusat perdagangan Kota Marawi.
"Granat pertama menghantam tanah di depan mereka," kata Darang kepada Reuters.
Dia kemudian melihat si penembak, sesaat sebelum mereka melepaskan tembakan lagi. "Dia berada di lantai tiga sebuah bangunan, lalu yang kedua berada dalam kendaraan dan meledakkan-nya," kata Darang, berbicara dari ranjang rumah sakit, sementara kepala dan bahunya dibalut akibat luka pecahan peluru.
Seorang tentara dilaporkan tewas. Darang dan beberapa lainnya terluka. Veteran tentara berusia 21 tahun itu mengalami perdarahan dan memerintahkan rekan-rekannya turun dari kendaraan yang terbakar dan berlindung di bangunan terdekat.
Keempat tentara tersebut kemudian diselamatkan dan dilarikan ke rumah sakit.
Kesatuan lainnya juga menemui situasi yang sama dari para petempur di dalam gedung. Tiga belas tentara tewas dan sekitar 40 lainnya cedera dalam pertarungan 14 jam pada Jumat.
Ini sebuah kemunduran besar bagi pasukan pemerintah dan sebuah isyarat bahwa pertempuran masih akan berlangsung sengit. Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, beberapa kali bahwa pertarungan Marawi akan segera berakhir dalam beberapa hari ke depan.