Sabtu 17 Jun 2017 05:03 WIB

100 Ribu Warga Sipil Masih Terperangkap di Mosul

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ilham Tirta
Suasana Kota Mosul, Irak yang dilanda peperangan, Senin, 29 Mei 2017.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Suasana Kota Mosul, Irak yang dilanda peperangan, Senin, 29 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekitar 100 ribu warga sipil diperkirakan masih terjebak di wilayah yang dikuasai ISIS di Mosul, Irak, setelah serangan militer ofensif memasuki bulan kesembilan. UNHCR mengungkapkan, mereka tidak berani melarikan diri karena penembak jitu ISIS akan menembaki siapapun yang mencoba melarikan diri dengan berjalan kaki atau dengan perahu untuk menyeberangi Sungai Tigris.

"Warga sipil ini pada dasarnya dianggap sebagai perisai manusia di Kota Tua," kata perwakilan UNHCR di Irak, Bruno Geddo, merujuk pada distrik bersejarah di Mosul, tempat para militan ISIS dikepung oleh pasukan pemerintah Irak.

"Hampir tidak ada makanan, air, listrik, dan bahan bakar. Penduduk sipil ini hidup dalam situasi kepanikan yang semakin memburuk karena mereka dikelilingi oleh pertempuran," kata dia.

Serangan untuk merebut kembali Mosul, ibu kota de facto ISIS di Irak, dimulai pada 17 Oktober lalu dengan melancarkan serangan udara dan darat dari pasukan Irak dan pasukan koalisi internasional yang dipimpin AS. Pasukan pemerintah Irak kembali ke Mosul Timur pada Januari dan mulai kembali melakukan serangan ofensif sebulan kemudian di sisi barat yang mencakup Kota Tua.

"Kota Tua adalah labirin yang sangat padat, labirin yang terdiri dari gang sempit, pertempuran harus dilakukan dengan berjalan kaki, dari rumah ke rumah," kata Geddo.

"Penembak jitu ISIS terus membidik orang yang mencoba melarikan diri karena ada kebijakan lama untuk mengeksekusi orang yang mencoba melarikan diri dari wilayah kekhalifahan," katanya.

Jatuhnya Mosul pada akhirnya akan menandai berakhirnya separuh kekhalifahan ISIS yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi. Pada Jumat (16/6), Moskow mengatakan, pasukannya mungkin telah membunuh Baghdadi dalam serangan udara di Suriah bulan lalu.

Sekitar 800 ribu orang atau lebih dari sepertiga populasi Mosul, telah melarikan diri untuk mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsian. UNHCR telah menyediakan banyak tempat penampungan, serta memberikan bantuan makanan dan keperluan lainnya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement