REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal Ramadhan, aksi balap liar semakin marak dilakukan di wilayah ring 1 dengan rute Jalan Merdeka Timur-Jalan Merdeka Utara-Jalan Perwira-Jalan Lapangan Banteng Barat-Jalan Pejambon dan memutar lagi ke Jalan Merdeka Timur atau Stasiun Gambir, Jakarta Pusat. Aksi para pebalap biasanya baru reda menjelang waktu sahur sekitar pukul 03.00 dini hari.
Pihak kepolisian akan terus melakukan patroli skala besar dan penjagaan di beberapa titik yang selama ini menjadi lokasi favorit balap liar. Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Suyudi Ariseto mengungkapkan, sebetulnya tidak ada kesulitan bagi pihaknya dalam mengantisipasi aksi anak-anak muda yang memacu adrenalin di lokasi yang salah tersebut. Suyudi menegaskan, pihaknya telah menyiagakan pasukan untuk melakukan penertiban setiap malam selama Ramadhan, terlebih di 10 malam terakhir di mana banyak jamaah Masjid Istiqlal yang melakukan ibadah malam. "(Sebetulnya) nggak ada yang sulit. Tiap malam kita tertibkan," ujar Suyudi, Sabtu (17/6), dini hari.
Dalam patroli skala besar yang dilakukan pihak kepolisian bekerja sama dengan TNI, lokasi-lokasi rawan yang dilakukan penertiban adalah area ring 1, termasuk Gambir, Jalan Asia Afrika, dan Kemayoran. "Lokasi itu yang sering digunakan untuk nongkrong anak motor," katanya.
Namun, Suyudi mengaku bahwa "pemberantasan" aksi kebut-kebutan tidak akan bisa tercapai tanpa ada kerja sama dengan pihak masyarakat sipil dan instansi lain, termasuk Dinas Perhubungan DKI Jakarta dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Ia meminta agar pihak RT, RW, Lurah, dan Camat ikut mengimbau kepada warganya untuk tidak ikut meramaikan aksi balap liar.
"Kita butuh kerja sama juga dari pihak lain. Termasuk masyarakat, Satpol PP, Dishub. Ayo ramai-ramai turun. Polisi nggak main-main beresin wilayah ring 1," katanya.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sejak Jumat (16/6), hingga Sabtu (17/6) dini hari, aksi balap liar masih saja terjadi. Meski sejumlah personel polisi dan TNI terlihat siaga menutup jalan yang mengarah ke Istana Merdeka, para pebalap tak kehabisan akal dengan menempuh rute lain yang lebih pendek.
Seorang warga yang melakukan ibadah i'tikaf di Masjid Istiqlal, Dira (25 tahun), mengaku bahwa aksi kebut-kebutan yang dilakukan di wilayah Gambir sangat menganggu. Ia mengaku sepanjang perjalanan menuju masjid harus dibarengi dengan perasaan tidak nyaman lantaran suara knalpot yang bising dan aksi pebalap yang membahayakan penggguna jalan lain.
"Saya jalan kaki ke sini (Istiqlal), mau nyeberang jalan saja takut. Terus tadi saya di dalam masjid masih dengar suara knalpot mereka. Sangat mengganggu," katanya.