REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo menilai, persoalan Qatar murni politik dan bukan antar masyarakat. "Persaudaraan itu tidak pandang negara. Persoalan saudi dengan Qatar adalah masalah pemimpinnya, bukan pada masyarakatnya,'' kata Syekh Nasr, Sabtu (17/6)
Dalam sesi diskusi kajian dzuhur di Masjid Hubbul Wathan pekan ini, Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Syekh Muhammad Nasr Ad-Dusuqi Alabban mendapat pertanyaan dari hadirin soal persoalan Qatar. Menanggapi itu, Syekh Nasr mengatakan persoalan antara Qatar dengan Saudi bukan masalah agama tapi murni politik.
"Dalam politik, bisa jadi hari ini saling ancam, tapi besok sudah berpelukan kembali. Sebab politik kadang sulit diduga,'' kata Syekh Nasr.
Dalam kesempatan terpisah sebelumnya, qari internasional dari Libanon Syekh Khalid Barakat juga berpandangan serupa. Persoalan Qatar dengan Saudi adalah persoalan politik. Ia berharap keduanya segera berdamai. Terlebih, Alquran menyeru umat Islam untuk berpegang teguh pada tali agama Allah dan jangan berpecah belah.
Rasulullah sudah mengatakan umat Islam adalah saudara seperti satu tubuh. Ini adalah strategi musuh Islam untuk memecah belah," kata Syekh Khalid.
Dia yakin negara-negara Muslim lain bisa membantu Qatar dan Saudi berunding dan damai kembali. Syekh Khalid mendoakan semoga Allah memberi kesadaran para pemimpin Arab agar ini bisa menyelesaikan masalah dengan damai dan tanpa perang. Karena bila pecah perang, umat Islam yang rugi. Efek dari perpecahan GCC ini tidak hanya pada Muslim di sana, tapi di seluruh dunia baik dari sisi rohani maupun materi.