REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Kekhawatiran terhadap tindak kriminalitas, membuat pemudik yang kemalaman tiba di Pelabuhan Bakauheni rata-rata tidak mau melanjutkan perjalanan mudik Lebarannya ke tempat tujuan. Ruang-ruang di pelabuhan tersebut menjadi tempat peristirahatan sementara pemudik menjelang waktu pagi.
Kelayakan untuk beristirahat tidur sebentar menjadi pilihan pemudik sebelum menyambung safarnya naik bus menuju Terminal Induk Rajabasa Kota Bandar Lampung. Para petugas nonpegawai pun telah “menyambut” pemudik dari Pelabuhan Merak (Banten) yang baru turun dari kapal fery (roll on roll off) di ruangan pelabuhan.
Petugas menawarkan jasa tikar dan bantal kepada setiap pemudik yang melintas. Harga yang ditawarkan petugas murah dan meriah serta menarik minat pemudik untuk berhenti sejenak, terutama pemudik yang mengajak keluarga. Tak lupa pula petugas tersebut menyarankan untuk bermalam di pelabuhan sebelum ke Terminal Rajabasa dengan alasan keamanan.
Selasar dalam Pelabuhan Bakauheni pada malam hari dipenuhi pemudik, terutama pada puncak arus mudik. Aktivitas pemudik menginap di pelabuhan sudah menjadi tradisi tahunan setiap Lebaran Idul Fitri. Pada hari-hari biasa juga masih terlihat penumpang yang menginap di pelabuhan bila kemalaman tiba, namun jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni Edy Hermawan mengakui sudah menjadi tradisi bagi penumpang pejalan kaki yang tiba di pelabuhan pada malam hari untuk menginap semalam di area pelabuhan. “Mereka memilih menginap di area pelabuhan menunggu pagi,” kata Edy seusai menerima kunjungan tim dari anggota DPRD Lampung, Ahad (18/6).
Padahal, ungkap dia, pihak pelabuhan telah mengantisipasi agar penumpang pejalan kaki atau penumpang bus dapat melanjutkan perjalanan mudiknya ke Terminal Induk Rajabasa, dan tidak menginap. Namun, penumpang yang dari Merak sudah menjadi tradisi bila tiba malam hari menginap di area Pelabuhan Bakauheni.
Menurutnya, alasan menginap semalam di pelabuhan, karena penumpang pejalan kaki yang naik bus masih terhinggapi rasa khawatir soal keamanan bila melanjutkan perjalanan mudik malam hari menuju Terminal Rajabasa. Faktor lainnya, ia mengatakan karena malam hari mereka tidak dapat melanjutkan mudik ke kampung halamannya karena belum ada bus malam itu.
Menurut Yudi Djunaedi, pemudik asal Bekasi Jawa Barat, biasa menginap semalam di Pelabuhan Bakauheni menunggu waktu pagi untuk melanjutkan perjalanan mudiknya naik bus menuju Terminal Rajabasa. “Lebih baik menunggu pagi saja naik bus, soalnya malam hari di terminal tidak ada bus menuju kampungnya,” kata bapak dua anak yang tinggal di Hanura, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Ia tertarik menginap di pelabuhan karena waktu arus mudik lebih ramai dari hari biasa sehingga ramai dan tidak khawatir. Selain itu, tarif tikar dan bantal yang ditawarkan orang di pelabuhan sangat terjangkau, sehingga banyak yang berminat tidak sebentar menunggu waktu pagi.