REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu syarat pengoperasian Blok Masela oleh inpex bisa berjalan adalah dengan adanya kepastian pembeli dari hasil gas blok tersebut. Pemerintah telah menunjuk tiga perusahaan pengolahan petrokimia untuk bisa menyerap produksi gas Masela.
Untuk bisa memberikan kemudahan dan daya tarik bagi tiga industri tersebut menyerap produksi gas Masela, pemerintah akan memberikan insentif bagi tiga industri tersebut. Direktur Industri Kimia Dasar, Ditjen IKTA, Kementerian Perindustrian, Muhammad Kayam menjelaskan nantinya keputusan apa saja jenis insentif yang akan diberikan pemerintah terhadap tiga industri tersebut menunggu dari hasil persentasi ketiga perusahaan tersebut pascalebaran nanti.
Kayam menjelaskan nantinya pembahasan pada 17 Juli mendatang adalah mengenai harga keekonomian yang wajar bagi para pembeli gas masela ini. Kayam menjelaskan, nantinya tiga perusahaan pembeli gas Masela yakni PT Pupuk Indonesia, PT Kaltim Nethanol Industry, PT Elsoro Multi Pratama mempersentasikan harga keekonomian mereka dari mulai pengolahan hingga menjadi pethokimia.
Kayam mengatakan, nantinya perhitungan harga keekonomian ini juga pemerintah ikut andil mengingat biaya produksi LNG juga menjadi campur tangan pemerintah. Nantinya, pemerintah juga akan berkomunikasi dengan Inpex selaku operator blok masela terkait hal ini.
"Sekitar tanggal 17 juli berfikirnya secara integrasi, terus ini keekonomiannya nanti pemerintah yang akan turun tangan bagaimana ini bisa direalisasikan. 17 Juli ini respon dari pertemuan ini," ujar Kayam saat ditemui usai rapat Blok Masela di Kantor Kemenko Maritim, Senin (19/6).
Kayam menjelaskan harga gas blok masela nantinya Inpex meminta tak kurang dari 5,86 dolar AS per MMBTU. Meski disatu sisi pihak perusahaan pethrokimia meminta harga gas dari masela sekitar 3 dolar AS per MMBTU agar bisa memproduksi pethrokimia yang murah dan ekonomis.
Untuk memenuhi kebutuhan dua pihak, maka Kayam mengatakan pemerintah membuka peluang opsi insentif bagi tiga perusahaan tersebut. Insentif ini bisa berupaa tax holiday atau opsi opsi lain sehingga pihak pembeli gas masela bisa memperoleh keuntungan dari produksi gas masela ini.
"Pupuk Indonesia minta 3, makanya ini kita buka peluang opsi-opsi insentif. Bisa tax holiday, bisa lihat lah nanti setelah kita rapat final," ujar Kayam.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan untuk bisa memperlancar pembahasan gas blok masela ini pihak pemerintah membentuk tim tim kecil untuk membahas mulai dari harga produksi LNG hingga kepada turunanya yaitu Pethrokimia. Airlangga mengatakan tim tim kecil ini terdiri dari masing masing kementerian yang nanrtinya akan bertemu dan membahas keputusan pengoperasian blok masela pada 17 Juli mendatang.
"Rapatnya nanti setelah tim teknis setelah lebaran. Ini tim teknis udah terbentuk, dari masing masing kementerian. Dari Kemenperin, dari ESDM dan dari tim Menko. Tim itu spesifiknya untuk mencari opsi keekonomian nggak hanya di LNG tetapi juga di petrokimia juga," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Maritim, Senin (19/6).