REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan, perlu perencanaan akurat dan terpadu di tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Filipina untuk menangkal ISIS.
Ryamizard menyebutkan, ISIS sudah mulai mendirikan negara Islam di Indonesia, Malaysia, dan Filipiana, selayaknya di Irak dan Suriah. Dia meyakini ISIS berencana membuat ketiga negara seperti negara-negara di Timur Tengah.
"Sebelum rencana besar tersebut dilakukan, kita harus mendahului kegiatan mereka dengan perencanaan yang akurat dan terpadu ke depan," kata Menhan di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6).
Senin ini, Menhan meresmikan kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral (Trilateral Maritime Patrol Indomalphi) di atas Kapal TNI Angkatan Laut KRI dr Suharso-990 di Tarakan. Patroli tiga negara ini merupakan upaya menangkal ISIS.
Menhan mengaku prihatin pada kondisi di Marawi, Filipina. Indonesia akan mendukung semua tindakan dan langkah yang diambil oleh militer Filipina dalam membasmi teror di Marawi.
"Terorisme dengan alasan apapun adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan. Kita harus lawan dan hancurkan (terorisme)," kata Menhan.
Ryamizard mengatakan aksi teror sekarang ini semakin dinamis dengan ruang lingkup yang makin luas sehingga membentuk aksi terorisme transnasional. "Perlu penanganan yang transnasional dan terkoordinasi," ujar dia.
Saat ini, Menhan menambahkan, terdapat 22 kelompok ISIS di Filipina, lima di antaranya merupakan kelompok terkuat.
Menhan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein, mengapresiasi terlaksana patroli maritim trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Fiipina. "Ini kegiatan yang luar biasa," ujar dia.
Awalnya, ketiga negara tidak yakin patroli bersama ini bisa terlaksana. "Namun karena ada keinginan yang kuat dari masing-masing negara, maka patroli maritim trilateral ini bisa diresmikan," kata Hishammuddin.
Hishammuddin mengatakan kerja sama ketiga negara membuktikan bahwa political will, kesungguhan dan kepercayaan ketiga negara dalam memberantas musuh bersama, yakni ISIS.
"Ini hal yang bersejarah bagi ketiga negara. Terlebih, disaksikan oleh delegasi dari Singapura dan Brunei," ujar dia.
Menhan Malaysia juga menegaskan, patroli maritim trilateral ini untuk menunjukkan kepada kelompok ISIS bahwa ISIS tidak boleh hidup di ketiga negara. Dia menambahkan ini bisa dijadikan contoh bagi negara lain yang berhadapan dengan ancaman yang sama.
"Di mana, perlunya integrasi atau kerja sama dengan negara lain. Tidak mungkin kita bisa mengatasi ini dengan sendirian. Dengan hubungan baik ini, ketiga negara mampu menggelar patroli bersama," ujar dia.
Ke depan, dia menambahkan, ketiga bersama akan memikirkan latihan bersama. Dengan demikian, tidak hanya melakukan patroli bersama melainkan juga kerja sama tiga angkatan bersenjata di ketiga negara.