Senin 19 Jun 2017 20:02 WIB

Truk Barang Padati Jalinsum Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Sejumlah ruas jalan lintas timur (Jalintim) Sumatra wilayah Provinsi Lampung yang menghubungkan Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), banyak berlubang.
Foto: mursalin yasland
Sejumlah ruas jalan lintas timur (Jalintim) Sumatra wilayah Provinsi Lampung yang menghubungkan Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel), banyak berlubang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Menjelang adanya larangan menyeberang di perairan Selat Sunda pada puncak arus mudik Idul Fitri 1438 H, arus lalu lintas kendaraan truk barang memadat di Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum), Senin (19/6). Para supir truk mengejar target pengiriman sebelum puncak arus mudik.

Pantauan Republika di ruas jalinsum mulai dari Panjang hingga Natar, Senin (19/6), kendaraan truk barang nonsembako mulai ramai melintas di jalur tersebut. Banyaknya truk barang kerap menimbulkan kemacetan di setiap perempatan jalan lintas dalam kota hingga Bundaran Rajabasa.

Truk barang yang melintas dari Pelabuhan Bakauheni didominasi dari kota-kota di Pulau Jawa, hal tersebut terlihat dari pelat nomor polisinya. Kendaraan yang sarat muatan tersebut mulai ramai sejak siang hingga petang hari. Sedangkan truk barang dari Pulau Sumatra juga terlihat ramai, namun mulai bergerak ke Pelabuhan Bakauheni pada petang hingga malam hari.

Menurut Agus, supir truk barang asal Cirebon, ia mendapat order pengiriman barang ke Jambi dengan limit waktu dua sampai tiga hari. Ia mengatakan perjalanan mengirim barang pada arus mudik Lebaran mengejar target agar tidak melebihi waktu larangan menyeberang di kapal Selat Sunda.

“Sekarang supir truk 'berlomba' bisa menyeberang lebih dulu sebelum dilarang masuk kapal,” katanya. Kalau sudah bisa melintas di Selat Sunda sudah aman untuk melanjutkan pengiriman barang, pasalnya kalau mobil sudah berangkat tapi tidak bisa menyeberang ke Bakauheni atau Merak, maka biaya akan bengkak karena truk harus parkir lama.

Memasuki H-6 Idul Fitri, PT Angkutan Sungai Darat dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Bakauheni Lampung mengoperasikan 32 unita kapal fery (roll on roll off/roro) dengan 128 trip. Sedangkan pada hari biasa ASDP mengoperasikan 28 unit kapal roro dengan 108 trip.

Koodinator Data Harian Angkutan Lebaran di Pelabuhan Bakauheni Ahsan Muchtar mengatakan, penambahan jumlah kapal karena ada peningkatan jumlah pengguna sejak H-10 hingga H-6.

Menurut dia, ditambahnya kapal dari 28 menjadi 32 kapal, aktivitas bongkar muat kapal feri di enam dermaga berjalan lancar. ASDP akan menambah jumlah kapal lagi bila terjadi peningkatan pengguna kapal pada puncak arus mudik mendatang, dari 32 menjadi 36 kapaldengan 136 trip.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement