REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Aparat keamanan TNI/Polri diperkuat dengan membangun pos pengamanan di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, guna mengantisipasi adanya kelompok ISIS dari Filipina.
"Pulau Morotai menjadi wilayah yang berbatasan dengan Filipina, sehingga telah diperkuat pengamanannya sejak masalah di Marawi," kata Kepala Polda Maluku Utara Brigjen Tugas Dwi Apriyanto di Ternate, Senin (19/6).
Selain itu, ada beberapa pos akan memperkuat pengamanan melibatkan TNI maupun Polri yang bertugas dalam pengamanan wilayah di kabupaten Pulau Morotai.
"Saya dengan Danrem 152/Babullah Ternate sepakat ada dua pos yang paling ujung yang akan memperkuat secara khusus di Pulau Morotai dan Halmahera Utara," ujar Kapolda.
Pemantauan juga dilakukan di garis-garis pantai yang berbatasan dengan laut Pasifik, termasuk di wilayah Kabupaten Halmahera Timur. Hal itu dilakukan karena semua peluang bisa memungkinkan ISIS menyusup ke Maluku Utara.
Senin hari ini, tiga menteri pertahanan dari tiga negara meresmikan kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral atau Trilateral Maritime Patrol Indomalphi di Tarakan, Kalimantan Utara.
Trilateral Maritime Patrol Indomalphi ini untuk menghadapi ancaman nyata non-tradisional seperti perampokan, penculikan, terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya di perairan/kawasan maritim. Termasuk menangkal masuknya anggota kelompok ISIS dari Filipina.
Ketiga menteri pertahahan itu adalah Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Malaysia Dato' Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina Delvin N Lorenzana
Peresmian dilakukan di atas Kapal TNI Angkatan Laut KRI dr Suharso-990 yang ditandai dengan penekanan tombol sirene, demonstrasi Indomalphi Quick Response, Sailing Pass dan Flying Pass, di Tarakan, Kalimantan Utara. Acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata masing-masing negara.