REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru meniadakan pelaksanaan festival lampu colok di wilayah setempat pada Ramadhan 1438 Hijriyah karena tidak adanya anggaran.
"Kondisi keuangan kita tidak memungkinkan. Mau gimana lagi sangat disayangkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru, Hermanius di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, dua tahun terakhir Kota Pekanbaru memang mengalami krisis keuangan sehingga beberapa program kegiatan salah satunya festival lampu colok dicoret. Walau pihaknya mengaku selalu mengusulkan kegiatan tersebut dalam mata anggaran tiap tahun.
"Dulu masyarakat kita begadang menunggu malam lailatul qadar, karena indahnya lampu colok, serta dijadikan itu sebagai tradisi," urainya.
Bahkan anggaran kegiatan festival lampu colok ini sudah masuk dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pariwisata Kota Pekanbaru.
"Di DPA sudah masuk, tapi uangnya tidak ada. Dananya itu tidak bisa minta, karena uang di kas daerah tidak ada," imbuhnya.
Menurut dia festival lampu colok memang menjadi tradisi masyarakat Pekanbaru.
Setiap malam 27 Ramadhan Pemko rutin menggelar festival ini. Selain untuk memeriahkan bulan suci, ramadhan budaya ini memiliki histori tersendiri bagi umat muslim di kota bertuah ini.
"Festival lampu colok adalah ajang tradisional tanah melayu selama Ramadan," ucapnya.
Pada festival ini ribuan lampu colok berbahan bakar minyak tanah ditampilkan dengan aneka desain dan gambaran dan dipamerkan di ruangan terbuka. Lampu colok tidak saja untuk penerangan jalan, namun juga dibuat pola bergambar. Seperti perahu lancang kuning, jembatan dan masjid.