REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan skenario yang akan diterapkan langsung di lapangan untuk mengantisipasi kemacetan lalu lintas akibat kepadatan kendaraan di sejumlah titik pada arus mudik Lebaran 2017.
"Sudah disiapkan skenario atau cara-cara agar tidak ada penumpukan kendaraan. Para pemudik wajib mematuhi peraturan dan arahan petugas di lapangan," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (19/6).
Ganjar menjelaskan Pemprov Jateng bersama berbagai pihak terkait terus berupaya meningkatkan persiapan mudik dan balik Lebaran 2017. Menurut dia, hal ini penting sebagai upaya mengantisipasi kemacetan parah ataupun kendala lain saat arus mudik dan balik Lebaran.
"Pascakemacetan parah di Brexit tahun lalu, kami langsung membentuk panitia mudik lebaran, jadi sudah sekitar satu tahun. Uji coba jalur maupun perlengkapan sudah dilakukan, bahkan empat kali uji coba selama libur panjang. Tentu ada peningkatan dari segi persiapan," kata dia.
Politikus PDI Pejuangan ini mengaku telah melakukan pantauan ke titik-titik yang berpotensi terjadi kemacetan selama arus mudik dan balik lebaran seperti perlintasan kereta api sebidang, pasar tumpah yang berada di jalur utama, serta SPBU akibat antrean masyarakat membeli bahan bakar minyak.
Ganjar menyebutkan, jajaran dinas perhubungan bersama Polri memasang lampu darurat di titik-titik minim penerangan dan rawan sehingga dapat membantu pemudik yang melintasi beberapa ruas jalan tol yang dioperasikan secara fungsional pada malam hari.
Pada bidang kesehatan, ada posko kesehatan, mobil ambulans maupun ambulans sepeda motor yang siap bergerak diantara kerumunan kendaraan pemudik di jalan tol.
Bagi pengendara yang kendaraanya mengalami gangguan juga tidak perlu khawatir karena montir keliling siap membantu memperbaiki kendala seperti gangguan kelistrikan, gangguan mesin, ban pecah atau kerusakan lainnya.
Untuk distribusi stok BBM, ada BBM "mobile" sebanyak 30 liter yang diangkut dengan sepeda motor dan ada juga mobil dispenser yang ditempatkan di beberapa titik.
Terkait dengan evakuasi pemudik ketika terjadi kemacetan parah atau butuh penanganan cepat dalam kondisi darurat, terdapat lima unit helikopter yang disiagakan di jalur mudik.
Lima unit tersebut terdiri dari TNI dan Polri masing-masing dua unit, dan satu unit helikopter dari Basarnas.
"Tidak kalah penting adalah keberadaan tim media sosial atau tim komunikasi elektronik selain komunikasi yang konvensional. Tim ini akan terus memantau perkembangan informasi di lapangan dan media sosial, kemudian menyebarkan informasi yang dibutuhkan masyarakat, termasuk pemudik," kata Ganjar.
Dengan demikian, Ganjar mengatakan, para pemudik bisa tahu kemana harus menghubungi atau tindakan apa yang harus dilakukan kalau terjadi macet, sakit, atau kehabisan BBM.