Rabu 21 Jun 2017 15:13 WIB

Korsel Sebut Pesawat Nirawak di Perbatasan Milik Korut

Bendera Korea Selatan dan Korea Utara. Ilustrasi
Foto: gallerychip.com
Bendera Korea Selatan dan Korea Utara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan mengatakan pada Rabu bahwa sebuah pesawat nirawak yang ditemukan awal bulan ini di sebuah gunung dekat batas Daerah Demiliterisasi telah dipastikan berasal dari Korea Utara, menggambarkannya sebagai "provokasi berat" karena melanggar gencatan senjata Perang Korea.

Pesawat nirawak itu jatuh saat akan kembali ke Utara dan ditemukan dilengkapi kamera dan memuat foto udara sistem pertahanan anti peluru kendali AS di wilayah selatan Korea Selatan, kata pejabat Korea Selatan dalam sebuah pertemuan.

Asal dan jalur pesawat nirawak dipastikan melalui analisis komputer dan kamera, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dan pejabat militer pada pertemuan tersebut.

"Gangguan terhadap wilayah udara kami oleh pesawat nirawak Korea Utara, dengan mengambil gambar pangkalan militer adalah pelanggaran gencatan senjata dan kesepakatan tentang non-agresi. Hal tersebut merupakan tindakan provokasi," kata Jeon Dong-jin, pejabat Kantor Staf Kepala Gabungan.

"Kami sangat mengutuk upaya Utara menembus Selatan dengan menggunakan pesawat nirawak dan sekali lagi, menuntut semua tindakan provokasi dihentikan," katanya saat pertemuan.

"Jika Korea Utara terus melakukan aksi provokasi terhadap Selatan, militer kami akan secara paksa membalas dan kami peringatkan semua tanggung jawab atas kejadian yang terjadi dibebankan kepada Utara," tambahnya.

Pesawat nirawak itu diluncurkan di daerah kumgang-gun di provinsi Kangwon pada 2 Mei, juru bicara kementerian pertahanan Moon Sang-Gyun memberi informasi saat pertemuan itu.

"Pesawat tersebut terbang dengan total waktu lima jam tiga puluh menit. Jalur penerbangan yang ditelusuri sesuai dengan bukti yang terlihat di foto-foto yang diambilnya," kata Sang-Gyun.

Sang-Gyun menambahkan pesawat nirawak itu ditemukan dengan memuat sekitar 550 buah foto. Pihak militer menilai tindakan tersebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai pangkalan militer Korea Selatan dan Sistem Pertahanan Anti-Rudal Daerah Jangkauan Tinggi (THAAD) yang terletak di Seongju, Korea Selatan, 217 kilometer sebelah selatan Seoul.

Pesawat nirawak itu berbalik di Seongju setelah mengambil sejumlah foto, kata Sang-Gyun, kemudian jatuh di Inje-gun, provinsi Gangwon selatan dimana kemudian ditemukan oleh militer Korea Selatan pada 9 Juni.

Sistem anti-pertahanan THAAD AS telah ditempatkan di Korea Selatan untuk melawan ancaman peluru kendali yang gencar diluncurkan dari Korea Utara. Pesawat nirawak Korea Utara diketahui terbang ke wilayah Korea Selatan beberapa kali.

Kementerian pertahanan mengatakan pada Rabu bahwa pesawat nirawak yang ditemukan baru-baru ini, sebagian besar cocok dengan pesawat nirawak Korea Utara yang ditemukan pada 2014 di pulau Baengnyeong, dekat perbatasan maritim antar-Korea.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement