Rabu 21 Jun 2017 19:38 WIB

"Bung Karno Sadar Islam-Nasionalisme Dipisahkan Hancur Indonesia"

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, menerima buku secara simbolik oleh Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah disaksikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekaligus Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat , mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD , dan Menteri Perekonomian Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menghadiri peringatan haul Presiden RI pertama, Soekarno, ke-47 sekaligus peluncuran buku karangan Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah 'Bung Karno, Islam, dan Pancasila' di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, menerima buku secara simbolik oleh Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah disaksikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sekaligus Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat , mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD , dan Menteri Perekonomian Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani saat menghadiri peringatan haul Presiden RI pertama, Soekarno, ke-47 sekaligus peluncuran buku karangan Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah 'Bung Karno, Islam, dan Pancasila' di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Fraksi PDI Perjuangan menggelar Haul (peringatan hari wafat) ke-47 Bung Karno di Gedung Nusantara IV, MPR, Rabu (21/6). Haul kali ini mengangkat tema 'Bung Karno, Islam dan Pancasila'.

Selain itu, tema tersebut juga menjadi hasil desertasi dan buku Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Ahmad Basarah. Buku berjudul 'Pledoi untuk Bung Karno dan Pemikiran Pemikirannya' juga diluncurkan pada acara Haul Bung Karno ke-47.

Dalam sambutannya Ahmad Basarah mengungkapkan betapa lekatnya Bung Karno dengan Islam dan para Tokoh Islam. Ahmad Basarah menguraikan dimensi keislaman Bung Karno yang selama ini tidak banyak diketahui dengan baik oleh masyarakat Indonesia.

Bagaimana kedekatan Bung Karno dengan para Tokoh Islam terkemuka, seperti HOS Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Ahmad Hassan. Dan Bagaimana NU memberi gelar Pemimpin bagi Bung Karno, menunjukkan kedekatan Bung Karno dengan kelompok Islam.

"Ini juga sebagai jawaban tuduhan yg berkembang selama ini yg menyebut paham bung karno sebagai paham komunis. Padahal Bung Karno juga adalah Islam serta seorang santri intelek," ujar Basarah.

Hubungan dekat Soekarno dengan tokoh Islam HOS Cokroaminoto (Sarekat Islam), KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah) Ahmad Hassan (Persis) serta NU, yang menjadikan pemahaman Islam Bung Karno sangat kuat dan kokoh. Hal ini pula yang mendasari pemahaman Bung Karno saat merumuskan bersama mau dibawa kemana bangsa ini.

"Bung Karno sadar kalau Islam dan nasionalisme dipisahkan atau diadu-domba maka hancurlah Indonesia," ujarnya.

Hal ini mendasari perwakilan Panitia Sembilan persiapan dasar negara yang mengakomodir tokoh Islam dan nasional. Melalui tokoh Islam hadir piagam Jakarta, yang walau akhirnya disepakati tidak dicantumkan dalam konstitusi.

Namun ia mengungkapkan, Piagam Jakarta, itu diakui Bung Karno dan telah menginspirasi jiwa Pancasila. Dengan adanya Pancasila menunjukkan indonesia bukan negara agama dan bukan juga negara sekuler.

Ketua Mahkamah Konstitusi Arif Hidayat ikut memberi contoh bagaimana inspirasi Islam yang reformis hadir di jiwa Bung Karno bersama para tokoh pendiri bangsa. Pelajaran dari tiga negara muslim, Pakistan, Turki dan Indonesia.

Saat kemerdekaan tiga negara tersebut bersama karakter para pendiri bangsanya, Pakistan memilih Islam sebagai dasar negaranya, sedangkan Turki memilih sebagai negara sekuler. Tapi tidak untuk Indonesia.

"Alhamdulillah Indonesia dengan para pendiri bangsanya tidak menjadikan negaranya sekuler dan tidak pula negara agama atau Islam, tapi dengan hadirnya Pancasila," ungkapnya.

Maka atas dasar pemikiran bung karno dan para pendiri bangsa itulah negara Indonesia tetap pada negara berketuhanan, bukan pada sekularisme atau sekedar Nasionalis semata. Karena Pancasila dan konstitusi yang dimiliki bangsa Indonesia.

Dalam acara Haul ke 47 Bung Karno ini juga tampak hadir Presiden Ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, mantan Ketua MK Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Mendagri Tjahjo Kumolo, pimpinan fraksi di MPR RI.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement