Kamis 22 Jun 2017 10:32 WIB

Beban Puncak Listrik di Jabar Diprediksi Naik 31,8 Persen

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nidia Zuraya
Instalasi Listrik PLN
Foto: Antara
Instalasi Listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--PT PLN Distribusi Jabar, terus menjaga pasokan listrik selama ramadan dan pada lebaran nanti. Menurut General Manager PLN Distribusi Jawa Barat, Iwan Purwana, ia memprediksi Beban Puncak siang pada lebaran tahun ini sebesar 3.284 MW atau naik 793 MW (31,8 persen) bila dibandingkan beban puncak siang pada Idul Fitri tahun lalu yang hanya sebesar 2.491 MW.

"Tapi memang, kalau dibandingkan dengan beban normal maka beban puncak siang Idul Fitri turun 1.892 MW (36,5 persen)," ujar Iwan kepada wartawan, Kamis (22/6).

Untuk Beban Puncak Malam, kata Iwan, pada lebaran tahun ini mencapai 4.688 MW atau naik sekitar 395 MW (15,85 persen) dibandingkan dengan Beban Puncak malam hari pada Idul Fitri tahun lalu sebesar 2.491 MW. Namun, apabila dibandingkan dengan beban normal maka beban puncak malam Idul Fitri turun 1.300 MW (21,7 persen).

"Saat beban puncak, pasokan listrik aman karena daya mampu pasok kami untuk lebaran sebesar 9.786 MW dengan cadangan daya yang tersedia sebesar 5.098 MW. Jadi aman," katanya.

Iwan mengatakan, secara umum selama libur lebaran ini sebenrnya akan terjadi penurunan untuk konsumsi listrik industri dan perkantoran. Namun, terdapat beberapa daerah non kawasan industri yang diprediksi beban puncaknya tetap stabil bahkan cenderung meningkat. Di antaranya, di Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Cianjur, dan Sukabumi

"Penggunaan listrik di daerah-daerah itu stabil karena merupakan daerah tujuan para pemudik dari beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Bekasi, Bogor dan sekitarnya," katanya.

Iwan mengimbau, untuk keamanan dan kenyamanan masyarakat pada saat mudik lebaran, masyarakat harus memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan listrik. Pertama, memastikan tagihan listrik sudah dilunasi tepat waktu agar tidak terkena denda keterlambatan, pemutusan listrik, atau bahkan bongkar kWh. "Batas waktu bayar listrik tanggal 20 tiap bulannya," katanya.

Kedua, kata dia, bagi pelanggan prabayar harus memastikan token listrik sudah terisi cukup hingga akhir masa mudik. Agar, lampu penerangan rumah tetap menyala dan alarm token kwh meter tidak berbunyi. "Jangan sampai pelanggan terganggu karena token listrik habis setelah mudik," katanya.

Hal lain yang harua diperhatikan, kata dia, mencabut atau mematikan semua peralatan listrik sebelum mudik. Bahkan, bila perlu pasang sensor penerangan agar lampu menyala dengan efisien. Serta, menghubungi layanan Contact Center PLN 123 apabila membutuhkan layanan seputar kelistrikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement