Kamis 22 Jun 2017 15:00 WIB

Gabon Suarakan Perdamaian untuk Palestina

Port Gentil, Gabon
Foto: nonametravel.ro
Port Gentil, Gabon

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Laman Todays Zaman dalam lansiran berita kunjungan Presiden Turki Abdullah Gul ke Gabon pada awal Juni 2014 mengungkap, ada dua masjid besar di Kota Libreville yang pembangunannya dibantu oleh Senegal dan Maroko.

Madrasah di Nkembo, sebuah wilayah miskin di pinggiran ibu kota, juga selalu ramai didatangi sekira 200 anak yang hendak belajar Islam sejak dibuka lima tahun lalu. Negara Islam lain seperti Turki juga ikut serta dengan mendirikan sekolah sejak 2008. Arab Saudi juga dikabarkan ikut membantu komunitas Muslim di Gabon.

Komunitas Muslim di Gabon, seperti juga komunitas Katolik dan Protestan, mulai mengoperasikan sekolah dasar dan menengah berbasis komunitas. Sekolah-sekolah itu bisa berjalan baik bila telah terdaftar di Kementerian Pendidikan Gabon. Tujuannya agar sekolah berbasis komunitas agama bisa tetap memenuhi standar pendidikan sekolah umum yang ditetapkan pemerintah.

Gabon memiliki pemimpin Islam pertamanya pada 1973 saat Presiden Albert Bongo menjadi mualaf atas bantuan presiden Libiya saat itu, Moamar Khadafi. Setelah berhaji, lalu mengganti namanya menjadi El Hadj Omar Bongo.

Setahun kemudian, negeri yang makmur dari hasil tambang dan minyak bumi ini bergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OIC). Presiden Gabon saat ini, Ali Bongo Ondimba, juga seorang Muslim. Ia adalah putra Omar Bongo yang terpilih dalam pemilihan presiden Gabon pada Okotober 2009.

Pada 2012, Gabon juga sempat menjadi tuan rumah konferensi Islam yang mengundang para menteri informasi dari 57 negara anggota OIC. OIC menilai pertemuan ini bernilai penting bagi Gabon dan dunia Islam untuk mengeratkan hubungan.

OIC juga berniat melakukan sejumlah kerja sama di berbagai bidang dengan Pemerintah Gabon. Pujian juga diberikan kepada Presiden Ali Bongo Ondimba yang telah berupaya menciptakan dan menjaga kestabilan dalam negeri sehingga tercipta kerukunan umat beragama di sana.

Meski Islam masih berstatus minoritas, negara seluas 267.667 kilometer persegi ini memiliki peran penting dalam perdamaian di kawasan Afrika Tengah. Gabon juga mewaspadai tumbuhnya Islamofobia akibat gerakan Islam radikal dan meminta dukungan OIC dalam mencegah Islamofobia melalui dialog. Dukungan bagi perdamaian Palestina sebagai negara juga disuarakan Gabon

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement