Jumat 23 Jun 2017 12:59 WIB

Yogya Antisipasi Daging Glonggongan dan Ayam Tiren

Rep: Erick iskandarsyah/ Red: Indira Rezkisari
Penjual daging ayam potong.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Penjual daging ayam potong.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Walikota Yogyakarta dan Wakil Walikota Yogyakarta serta instansi terkait dini hari tadi melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap daging sapi glonggongan dan ayam mati kemarin (tiren) di Pasar Beringharjo Yogyakarta. Sidak ini dilakukan sebagai upaya mengantisipasi peredaran daging sapi dan ayam yang tidak layak konsumsi tersebut ke masyarakat menjelang lebaran.

Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengungkapkan tujuan utama dari kegiatan sidak tersebut adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam mengonsumsi daging yang mereka beli dan mereka konsumsi. “Yaitu daging yang memenuhi kaidah dan ketentuan Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH),” tuturnya di sela-sela sidak di Pasar Beringharjo Yogyakarta, Jumat dini hari (23/6).

Pada pemantauan ini juga dilakukan pengujian terhadap kualitas daging dan produk ternak lainnya, seperti kulit sapi. Uji kualitas meliputi kadar air, keasaman (pH), kesehatan hati sapi, kandungan bahan pengawet terlarang, daging yang terlarang, dan lainnya.

“Pemeriksaan daging sapi dan ayam ini dikonsentrasikan kepada peredaran daging glonggongan dan ayam tiren. Selain itu, pada penyakit berbahaya lain seperti, cacing hati dan kuku. Tak lupa kami juga memeriksa telur ayam dan bebek untuk mengecek keamanannya” ujarnya.

Dari pemeriksaan ini, diketahui hasilnya nihil. Walikota dan rombongan tidak menemukan daging glonggongan, ayam tiren maupun penyakit ternak berbahaya lain, baik di telur maupun produk ternak lainnya.

“Pada sidak dan pengujian ini tidak ditemukan hal-hal yang menyimpang atau dilarang seperti daging glonggongan, ayam tiren, serta tidak ditemukan daging babi hutan atau celeng,” tegasnya. Saat sidak, Walikota juga menanyai pemilik kios daging sapi soal harga. Salah satu pemilik kios daging adalah Ade, Ia mengatakan untuk harga daging sapi berkisar antara Rp 110 ribu sampai Rp 120 ribu per kilogram. Menurut Ade, untuk kenaikan harga masih dalam batas normal.

Terkait hal ini, Walikota menghimbau agar masyarakat tidak panik dan melakukan pembelian secara berlebihan karena kondisi stok dan pasokan daging mencukupi. Masyarakat juga diminta untuk tetap waspada terhadap keamanan pangan, untuk selalu meneliti setiap makanan yang akan dibeli, serta jangan mudah tergiur dengan bahan pangan yang dijual murah dibanding harga normal.

“Hati-hati terhadap beredarnya daging glonggongan, ayam bangkai (ayam tiren), atau makanan yang sudah kedaluwarsa. Bagi pedagang dan pengusaha agar mengedepankan kepedulian moral dengan tidak mengambil keuntungan secara ekonomi semata," kata Haryadi.

Sent from my

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement