Jumat 23 Jun 2017 16:30 WIB

Tentara Venezuela Tembak Mati Seorang Pengunjuk Rasa

Seorang pengunjuk rasa melemparkan bom molotov saat berunjuk rasa di Kota Karakas, Venezuela, Kamis (22/6).
Foto: EPA/Miguel Gutierrez
Seorang pengunjuk rasa melemparkan bom molotov saat berunjuk rasa di Kota Karakas, Venezuela, Kamis (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAKAS -- Polisi militer Venezuela menembak mati seorang pengunjuk rasa penyerang batas pangkalan udara pada Kamis (22/6). Insiden ini  menarik perhatian baru terhadap pengerahan kekuatan untuk mengendalikan kerusuhan, yang telah menewaskan setidak-tidaknya 76 orang.

Sedikitnya dua tentara menembakkan senjata api laras panjang melalui pagar dari jarak hanya beberapa meter terhadap pengunjuk rasa, yang melemparkan batu seperti ditunjukkan rekaman televisi. Satu orang jatuh kemudian ditolong pengunjuk rasa lain. Petugas kesehatan melarikan setidak-tidaknya dua orang lain, yang terluka, ke rumah sakit, kata saksi.

"Sersan itu menggunakan senjata untuk mengusir pelaku serangan, menyebabkan kematian salah satu penyerang," kata Menteri Dalam Negeri Nestor Reverol lewat akun resmi Twitter-nya. Dia mengatakan, bahwa sersan polisi angkatan udara itu akan menghadapi proses hukum.

Ratusan ribu warga Venezuela telah turun ke jalan dalam beberapa bulan belakangan untuk melakukan aksi protes atas penindasan terhadap oposisi, kekurangan makanan dan obat-obatan serta rencana Presiden Nicolas Maduro untuk merombak undang-undang dasar. Reaksi aparat keamanan terhadap provokasi dalam aksi unjuk rasa telah menjadi sorotan sejak sebuah gambar menunjukkan anggota pasukan keamanan nasional mengarahkan sebuah pistol ke para pengunjuk rasa pada Senin.

Pengunjuk rasa yang menyerang pagar di luar Pangkalan udara La Carlota di Karakas Timur, sebelumnya telah membakar truk dan sepeda motor saat pasukan keamanan menembakkan peluru karet untuk membubarkan sebuah unujuk rasa yang dialamatkan kepada kantor jaksa agung. David Jose Vallenilla (22), tewas setelah sampai di rumah sakit kota Chacao dimana demonstrasi itu terjadi.

Sekelompok kecil pengunjuk rasa melemparkan bom molotov dari balik perisai tipis buatan, bersorak saat senjata api sederhana yang digunakan mendarat di dekat tentara di pangkalan udara. Mereka berhasil merobohkan bagian pagar yang mengelilingi pangkalan, sekalipun mereka mendapat tembakan gas air mata dan peluru karet.

Anggota parlemen oposisi Jose Manuel Olivares mengatakan bahwa, Vallenilla telah dibunuh oleh penjaga keamanan nasional yang menembaki peluru karet pada titik tak terlihat. Olivares, yang tangannya terluka dalam demonstrasi tersebut, menyerukan pendudukan jalan raya pada Jumat dan melakukan demonstrasi di pangkalan militer pada Sabtu.

Vallenilla menderita luka di paru-paru dan jantung, seorang dokter yang berada disana mengatakan kepada Reuters. Kantor jaksa agung mengatakan dia ditembak sebanyak tiga kali.

Maduro mengatakan, bahwa kekerasan tersebut merupakan bagian dari rencana asing untuk menggulingkan pemerintahannya dan mengkritik oposisi yang mengomporinya. Namun, pihak berwenang telah melakukan tindakan terhadap tiga orang sersan penjaga keamanan nasional yang dituduh membunuh seorang anak laki-laki pada Senin.

Garda Nasional Venezuela adalah sayap militer yang dituduhkan dalam persoalan penanganan ketertiban umum dalam negeri. Terutama atas penggunaan gas air mata, meriam air dan peluru karet untuk mengendalikan aksi demonstrasi yang sering meningkat menjadi kerusuhan. Pada Senin, seorang remaja tewas dalam unjuk rasa lain di daerah sama setelah rekaman gambar menunjukkan seorang prajurit penjaga keamanan nasional mengarahkan pistol ke pengunjuk rasa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement