Jumat 23 Jun 2017 22:08 WIB

WNI di Jeddah Antusias Menulis Berita

Rep: / Red: Agung Sasongko
Jeddah
Foto: AP
Jeddah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Sebanyak 75 orang perwakilan komunitas warga negara Indonesia di Jeddah, Saudi Arabia antusias mengikuti pelatihan jurnalistik dan fotografi selama tiga hari yang diselenggarakan Konsulat Jenderal RI Jeddah dengan dua narasumber dari Jakarta.

Kegiatan yang untuk pertama kali ini dibuka Konjen RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, Kamis(23/6) malam waktu setempat dan berlangung di lobi utama kantor KJRI Jeddah ini juga diikuti seluruh staf KJRI Jeddah.

Konsul Jenderal RI, Mohamad Hery Saripudin, mengatakan kegiatan ini semula dirancang untuk kepentingan internal, yaitu meningkatkan kapasitas staf KJRI Jeddah. Namun, dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan agar kegiatan ini melibatkan unsur masyarakat.

"Ada baiknya, mudah-mudahan ini menjadi bagian dari sumbangsih KJRI Jeddah untuk seluruh masyarakat WNI yang ada di Jeddah. Karena sayang kalau kita tidak gali ilmu dari dua narasumber yang jauh-jauh datang dari Jakarta. 'They are very able persons'," kata dia saat memberikan sambutan.

Tujuan penyelenggaraan pelatihan jurnalistik dan fotografi dengan nara sumber Mohammad Anthoni, wartawan senior dari LKBN Antara dan Ayang Kalake, fotografer profesional, adalah untuk memberikan bekal bukan semata mengasah keterampilan menyusun naskah tulisan yang baik dan berisi unsur 5W-1H.

Selain itu kaidah bahasa jurnalistik dan menarik untuk dibaca, namun juga memberikan wawasan bagi peserta seputar kode etik penulisan dan penyebaran berita.

"Dalam dunia yang serba terkoneksi ini, masing-masing dari kita ini disebut sebagai produsen dan juga konsumen. Kita menjadi produsen dari sebuah berita di media sosial dan kita juga sebagai pembaca berita," kata Hery.

Karena begitu banyaknya informasi yang bertebaran, menurut dia, "kita dihadapakan pada the paradox of plenty, dan kita harus memilah-milih mana informasi atau berita yang benar dan mana yang salah. Mana yang fitnah, mana yang ghibah, mana yang madarat, mana yang fakta, mana yang fiktif. Sekali kita menyebar finah, maka dosa yang kita tanggung akumulatif."

"Selain itu, sebuah berita rasanya kurang lengkap bila tidak didukung oleh gambar yang manarik. A picture tells a thousand words (gambar bisa berkisah ribuan kata)," ujar Konjen.

Para peserta antusias mengikuti pelatihan pada hari pertama dan menyampaikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi untuk menulis.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement