Sabtu 24 Jun 2017 13:24 WIB

Pedofilia Disarankan tak Diberi Remisi Lebaran

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
pedofilia - ilustrasi
Foto: blogspot.com
pedofilia - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia Reza Indragiri Amriel menyarankan agar para pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak tidak diberi remisi (pengurangan masa tahanan) Idul Fitri. Sebab, narapidana yang memenuhi syarat biasanya mendapat remisi lebaran dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

"Mari kita tegaskan setegas-tegasnya, jangan berikan remisi kepada para predator seksual," kata Reza dalam pesan singkat yang diterima Republika, Sabtu (24/6).

Tidak diberikannya remisi kepada para predator seksual, menurutnya wujud dari memobilisasi gerakan semesta antikekerasan seksual terhadap anak seperti yang dikatakan mantan Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak diberikannya remisi kepada predator seksual juga berarti sebangun dengan pernyataan Presiden Jokowi bahwa kejahatan seksual terhadap anak merupakan kejahatan luar biasa.

"Plus, sekiranya kita setuju dengan ungkapan bahwa Indonesia berada dalam situasi darurat kejahatan seksual terhadap anak," tambah Reza.

Pada saat yang sama, lanjut Reza, harus diakui tidak ada resep mujarab untuk mengubah tabiat dan tindak-tanduk para penjahat pedofilia. Demikian pula dengan sanksi pemberatan yang, selain diragukan keampuhannya, juga tak kunjung diimplementasi.

"Basis data eks-predator pun kita tak punya, padahal tingkat kebahayaan mereka pascapemenjaraan justru meningkat. Bertitik tolak dari itu semua, mari kita tegaskan jangan berikan remisi pada PARA predator seksual," ucap Reza.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement