Ahad 25 Jun 2017 22:25 WIB

TDL Tidak Naik, PLN Perkirakan Laba Turun Rp 1,9 triliun

Rep: Idealisa Masyarafina/ Red: Ratna Puspita
Petugas PLN Area Bulungan Distribusi Jakarta Raya melakukan penyambungan penambahan daya pelanggan 1300 VA menjadi 2200 VA di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (20/6). Menyambut Idul Fitri 1438 H, PLN mengadakan Promo Gemerlap Lebaran 2017 yakni bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen biaya penyambungan untuk menambah daya listrik hingga 197 kVA bagi seluruh konsumen PLN.
Foto: Sigid Kurniawan/Antara
Petugas PLN Area Bulungan Distribusi Jakarta Raya melakukan penyambungan penambahan daya pelanggan 1300 VA menjadi 2200 VA di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (20/6). Menyambut Idul Fitri 1438 H, PLN mengadakan Promo Gemerlap Lebaran 2017 yakni bebas biaya penyambungan untuk rumah ibadah dan potongan 50 persen biaya penyambungan untuk menambah daya listrik hingga 197 kVA bagi seluruh konsumen PLN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau PLN memperkirakan adanya penurunan laba sebesar Rp 1,9 triliun akibat dari keputusan pemerintah untuk menahan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada seluruh golongan hingga akhir tahun.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan, keuangan PLN masih bisa bertahan meskipun tidak ada kenaikan tarif listrik. Kendati begitu, ia mengakui hal tersebut akan mengancam profitabilitas atau kemampuan perusahaan mendatangkan keuntungan.

"Insya Allah. Kalau kita lihat memang nampaknya kita masih bisa tahan sampai akhir tahun. Itu untuk semua golongan," ujar Sofyan Basir saat ditemui pada Gelar Griya (Open House) Menteri BUMN Rini Soemarno di Jakarta, Ahad (25/6).

Menurut dia, saat ini kondisi keuangan perseroan masih stabil dan masih mengalami keuntungan. Namun, dia berharap tidak akan ada penurunan profitabilitas hingga Rp 1,9 triliun.