Senin 26 Jun 2017 14:07 WIB

Duterte Minta Maaf atas Serangan ISIS

Rep: Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Foto: Wu Hong/Pool Photo via AP
Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Kelompok pemberontak yang berafiliasi pada ISIS telah sebulan melakukan perlawanan terhadap pasukan pemerintah di Kota Marawi, Mindanao. Presiden Rodrigo Duterte meminta maaf dan atas keberadaan militan ISIS di wilayahnya. Ia bersumpah akan membangun kembali kota-kota yang terdampak.

Duterte mendeklarasikan darurat militer di Mindanao, sesaat setelah pemberontak mengibarkan bendera ISIS di Marawi. Mindanao merupakan rumah bagi 20 juta penduduk. “Saya tidak punya pilihan lain. Mereka merusak Marawi. Saya harus mengatasi ini. Saya sangat meminta maaf,” kata dia dalam sebuah pidato di pusat evakuasi penduduk.

Kalah dalam peperangan membuat beberapa pemimpin kelompok pemberontak bekerja sama dengan kelompok ISIS. Mereka berharap akan mendapatkan dukungan dana dari Timur Tengah, termasuk tambahan pasukan.

Pada 23 Mei, sekitar 500 militan, termasuk dari Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara lain menggempur wilayah bisnis Marawi. Kota ini merupakan pusat penduduk Muslim di Filipina Selatan yang didominasi Katholik Roma. Mereka menyandera para pastor dan warga lain, menguasai gedung-gedung, dan mengibarkan bendera bergaya ISIS.

Serangan ini menyulut perang di wilayah perkotaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Duterte memeringatkan ini merupakan bagian kampanye ISIS untuk menunjukkan keberadaannya di Mindanao. Pertempuran ini menyebabkan Marawi, kota terpenting bagi kaum Muslim di Filipina, terjebak dalam kekacauan.

Setelah bertempur selama lima pekan, pasukan militer Filipina mengatakan para militan telah di wilayah selatan telah terpojok. Kemampuan perang mereka telah melemah. Mantan Wali Kota Marawi, Datuk Abul Khayr Alonto juga menyampaikan pidato berapi-api sebelum Duterte menyatakan permintaan maafnya.

Pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro dan Ketua Otoritas Pengembangan Mindanao ini memeringatkan penduduk akan bahaya jika bergabung dengan ISIS. “Mereka akan datang kepada penduduk dengan bahasa yang indah-indah. Mereka bahkan akan membacakan Alquran kepada kalian. Tapi jangan coba-coba bersentuhan dengan mereka, karena mereka adalah anjing-anjing neraka,” kata dia.

Ia juga meminta para warga untuk percaya kepada upaya yang dilakukan pemerintah. Ia menegaskan, pemerintah dan Presiden Filipina tidak sedang memerangi warganya sendiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement