REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penyerangan terhadap personel Polda Sumatra Utara yang sedang menjalankan tugas penjagaan markas pada Ahad (25/6) dini hari, bermotif ingin merebut senjata api. Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Rina Sari Ginting mengatakan, setelah senjata api itu diperoleh, rencananya akan digunakan untuk melakukan serangan berikutnya terhadap anggota Polri dan TNI.
Namun, upaya pelaku yang berjumlah dua orang tersebut, dapat digagalkan personel Satuan Brimob Polda Sumut yang sedang menjalankan tugas di Pintu 2 Mapolda Sumut. Ketika salah satu personel yang berada di pos Pintu 3 yakni Brigadir E Ginting berteriak meminta bantuan, personel Satuan Brimob yang ketepatan dekat pos jaga langsung menyerang dan menembak.
"Satu meninggal di tempat, dan satu lagi kena paha, dua peluru, dan masih hidup," ungkapnya, Senin (26/6).
Menurut dia, dari hasil pemeriksan pada kamera pengawas, kedua pelaku masuk dengan cara melompat pagar di bagian kiri Mapolda Sumut. Selain merebut senjata api milik personel Polda Sumut Aiptu Martua Sigalingging, kedua pelaku juga berniat melakukan pembakaran terhadap pos jaga Pintu 3 Mapolda Sumut.
Niat kedua pelaku yang ingin membakar pos jaga tersebut diketahui dari penemuan barang bukti berupa dua botol berisi BBM jenis Premium dan sebuah korek api. Namun, rencana pembakaran tersebut batal dilakukan karena segera diketahui Brigadir E Ginting yang merupakan teman Aiptu Martua Sigalingging dalam bertugas.
Sebelumnya, pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, dua orang tidak dikenal menyerang personel Yanma Polda Sumut Aiptu Martua Sigalinggung yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut. Akibat penyerangan tersebut, Aiptu Martua Sigalingging meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah di dada, tangan, dan lehernya.
Namun, kedua pelaku berhasil dilumpuhkan personel Satuan Brimob yang berjaga di pintu masuk Mapoldq Sumut. Seorang pelaku tewas, dan seorang luka tertembak.