REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Mui (GNPF-MUI), Ustadz Bachtiar Nasir mengatakan, dialog bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukanlah pertemuan dadakan. Ia mengatakan pertemuan tersebut merupakan hasil dari perjuangan Umat Islam dari aksi 411.
"Pertemuan mendadak adalah salah besar, ini adalah sebuah perjalanan dari 411," ujarnya saat menggelar konferensi pers di AQL Islamic Center, Tebet, Selasa (27/6).
Bachtiar mengatakan, bahkan sebelum pertemuan GNPF-MUI bersama Presiden berlangsung, GNPF-MUI terlebih dahulu menemui Menteri Agama, Lukman Hakim. Saat malam lebaran Idul Fitri, Bachtiar mengungkapkan, koordinasi pertemuan bersama presiden dilanjutkan Menteri Agama ke Menkopolhukam, Wiranto.
"Kami (juga pernah) datang ke Pak JK tiga kali, dan satu kali didampingi Menkopolhukam, ini tidak mendadak," jelas UBN.
Pertemuan tersebut kata dia, membahas tentang kondisi di masyarakat yang merasakan ketimpangan keadilan dan diskriminasi terhadap umat islam.
Bachtiar menjelaskan, kondisi tersebut telah disampaikan saat pertemuan berlangsung di Istana Kepresidenan. Selain itu UBN juga mengatakan kedatangan GNPF-MUI sebagai ajang silaturahim merayakan semangat Idul Fitri 1438 Hijriyah.