Selasa 27 Jun 2017 18:11 WIB

Jerman Sebut Qatar Sulit Penuhi Tuntutan Negara Teluk

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel.
Foto: Reuters/Axel Schmidt
Menteri Ekonomi Jerman Sigmar Gabriel.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Sigmar Gabriel turut mengomentari perihal krisis yang terjadi di kawasan Teluk, terutama terkait 13 tuntutan yang diajuakan empat negara Teluk terhadap Qatar. Menurutnya, Qatar akan sulit memenuhi tuntutan tersebut.

Empat negara Teluk telah mengumumkan 13 tuntutannya terhadap Qatar untuk mengakhiri blokade dan embargo negara tersebut. Tuntutannya antara lain meminta Qatar menutup media penyiaran Aljazirah serta mengikis hubungan diplomatik dengan Iran.

Qatar sendiri menegaskan mereka tidak akan berunding dengan negara-negara Teluk terkait sebelum blokade dan embargo terhadap negaranya dicabut. Mereka juga menilai tuntutan yang diajukan negara-negara Teluk tidak realistis, tidak layak, serta tidak logis.

Sigmar Gabriel, dalam sebuah seminar di Berlin, juga mengomentari tentang tuntutan negara-negara Teluk terhadap Qatar tersebut. Menurutnya, tuntutan itu sangat provokatif.

Ia menilai, tak akan mudah bagi Qatar mewujudkan semua tuntutan negara-negara Teluk terkait. "Sulit bagi Qatar memenuhi semua permintaan dan tuntutan yang diajukan kepadanya," ujar Gabriel seperti dilaporkan laman Middle East Monitor, Selasa (27/6).

Sejak 5 Juni lalu, negara-negara Teluk, yakni Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman, Bahrain, memblokade dan mengisolasi Qatar. Semua negara itu menuduh Qatar sebagai aktor penyokong kelompok teroris di kawasan tersebut.

Qatar membantah tudingan itu. Mereka menyebut landasan negara-negara Teluk mengisolasi negaranya dipicu oleh beredarnya berita palsu hasil peretasan Qatar News Agency.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement