REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta mengalokasikan anggaran Rp 100 miliar untuk pembangunan ruang rawat inap RSUD Bayu Asih. Pasalnya, selama ini pasien yang dirawat di rumah sakit pemerintah itu sering tak kebagian ruangan. Penyebabnya, ruang kelas tiganya selalu penuh. Untuk itu, bangunan yang baru tersebut, nantinya memang diperuntukan bagi pasien tidak mampu.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, tahun ini sudah mulai pembangunannya. Targetnya, bangunan baru ini, harus selesai akhir 2017 nanti. Dengan adanya bangunan baru ini, diharapkan RSUD Bayu Asih bisa memaksimalkan pelayanan terhadap masyarakat. Terutama pasien keluarga miskin.
"Ke depan, kami tak ingin ada penolakan pasien gara-gara ruangan tidak ada," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Selasa (27/6).
Menurut Dedi, pasien ke RSUD Bayu Asih itu setiap harinya membludak. Sehingga, wajar bila rumah sakit itu selalu penuh. Mengingat, rumah sakit ini jadi rujukan bagi pasien BPJS maupun Jampis. Tak hanya warga Purwakarta, pasien yang ke Bayu Asih juga berasal dari Karawang dan Subang.
"Karenanya, pembangunan ini sifatnya sangat urgent," kata Dedi. Hal itu, untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Apalagi, saat ini fasilitas di RSUD mulai dilengkapi. Seperti, layanan cuci darah. Selain itu, dokter spesialis di RSUD juga mulai dilengkapi.
"Dengan adanya layanan ini, kami ingin kedepan seluruh masyarakat bisa berobat ke RSUD ini. Tanpa ada hambatan," ujar Dedi.
Ade Yani (37 tahun) warga Desa Parakan Lima, Kecamatan Jatiluhur sangat mengapresiasi dengan langkah Pemkab Purwakarta yang menambah ruangan bagi pasien. Sebab, Bayu Asih merupakan rumah sakit milik seluruh masyarakat Purwakarta.
Selama ini, keluhan terbesar masyarakat yaitu soal penuhnya kamar rawat inap. "Alhamdulillah, semoga kedepan penolakan pasien gara-gara kamar penuh tidak ada lagi," ujarnya.