Selasa 27 Jun 2017 23:47 WIB

Jerman Desak Semua Pihak Rundingkan Krisis Qatar

Qatar.
Foto: Daily Mail
Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Mentri Luar Negeri Jerman, Sigmar Gabril menyeru semua pihak yang terkait dalam krisis Qatar untuk melakukan pembicaraan langsung guna menghindari peningkatan ketegangan. Jerman juga mendesak Iran untuk memainkan peranan yang membangun.

"Semakin lama krisis Qatar berlangsung, konflik akan semakin dalam dan mengeras," kata Gabriel kepada para wartawan setelah selama 90 menit melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Kami berharap pembicaraan secara langsung akan segera terwujud di antara semua pihak yang terkait karena peningkatan krisis tidak akan menguntungkan siapa pun."

Gabriel mengatakan, perjanjian tahun 2015, yaitu negara-negara besar mencabut sanksi internasional terhadap Iran sebagai imbalan atas kesediaan Teheran mengendalian program nuklirnya. Itu telah membantu mengendalikan kemungkinan konflik militer.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengkritik perjanjian itu. Namun Gabriel mengatakan bahwa Jerman dan Eropa akan menentang adanya upaya-upaya pembatalan kesepakatan tersebut.

Gabriel mengatakan, Iran dan Jerman masih merupakan "dunia yang terpisah" terkait hak keberadaan Israel, yang disebutnya "tidak dapat diutak-atik". Namun, ia mengatakan bahwa dirinya dan Zarif telah mulai membahas masalah tersebut dan banyak masalah lainnya.

Menlu Jerman itu mengatakan, Presiden Iran Hassan Rouhani sedang berupaya membuat Iran lebih menarik bagi para penanam modal asing. Upaya tersebut merupakan bagian dari tujuan untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Iran.

Namun, Iran sebetulnya juga bisa meningkatkan posisinya dengan membantu menurunkan ketegangan di kawasan. Zarif mengatakan Iran tertarik untuk berupaya mencari penyelesaian politik dalam konflik dengan Qatar.

Qatar, tidak seperti negara-negara tetangga lainnya di kawasan Teluk, tetap menjalin hubungan baik dengan Teheran, dengan alasan bahwa "tekanan dan sanksi dan blokade" bukan merupakan jawaban. Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Bahrain pada 5 Juni memutuskan hubungan dengan Qatar atas tuduhan bahwa negara itu mendukung milisi-milisi Islamis. Qatar membantah tuduhan tersebut.

Sejak memutuskan hubungan, keempat negara itu mengeluarkan 13 tuntutan, termasuk penutupan stasiun televisi Al Jazeera, pengekangan hubungan dengan Iran, penutupan pangkalan Turki, dan agar membayar kerugian. Gabriel mengatakan, ia melihat daftar tuntutan itu sebagai titik awal perundingan, bukan akhir.

Zarif mengundang Gabriel untuk berkunjung ke Iran di tengah dorongan oleh kedua negara untuk memperluas hubungan bisnis dan perdagangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement