REPUBLIKA.CO.ID, CHERNOBYL – Badan Federal Ukraina menyatakan sistem pemantauan radiasi otomatis di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl terkena serangan cyber pada hari Selasa (27/6) dan pemantauan dilakukan secara manual.
"Karena pemutusan sementara sistem Windows, pemantauan radiasi di area lokasi industri dilakukan secara manual," kata agen untuk kontrol zona Chernobyl seperti dilansir CNN.com.
Pernyataan tersebut juga mengatakan bahwa semua sistem teknologi stasiun beroperasi dalam mode normal, namun bahwa sehubungan dengan serangan siber, situs pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl tidak berfungsi.
Sejumlah perusahaan dan agensi di seluruh Eropa melaporkan bahwa mereka berada di bawah serangan siber pada hari Selasa (27/6), termasuk perusahaan minyak dan gas Rusia Rosneft dan perusahaan pelayaran Denmark Maersk. Namun sumber serangan siber itu masih belum jelas.
Adapun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Chernobyl sendiri merupakan lokasi bencana nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986. Saat itu sebuah reaktor meledak karena kesalahan sistem. Bencana tersebut menyebabkan evakuasi massal dari daerah tersebut dan penciptaan zona eksklusi yang tidak berpenghuni 19 mil di sekitar lokasi tersebut.