REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, Selasa (27/6), tuntutan kerajaan dan negara-negara Arab lainnya agar Qatar berhenti mendukung terorisme, tak dapat ditawar. Ketika ditanya para wartawan saat ia berkunjung ke Washington, soal apakah tuntutan tidak bisa ditawar, Jubeir mengatakan, "Ya."
"Kami telah memastikan, kami sudah mengambil langkah-langkah kami dan terserah (pemerintah Qatar) apakah mereka akan mengubah perilaku mereka dan jika mereka melakukannya, semuanya akan berjalan tapi jika tidak, mereka akan tetap dikucilkan," kata Jubeir seperti dilansir Reuters.
Jika Qatar ingin kembali ke lingkaran Dewan Kerja Sama Teluk, "mereka (pemerintah Qatar) tahu apa yang harus mereka lakukan," tegasnya.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahran dan Mesir telah menerapkan boikot terhadap Qatar sejak tiga pekan lalu. Negara-negara itu menuding Qatar mendukung kelompok-kelompok garis keras.
Mereka kemudian mengeluarkan ultimatum terhadap Qatar, termasuk menuntut negara itu untuk menutup pangkalan militer Turki di Doha, menutup saluran televisi Al Jazeera serta mengekang hubungan dengan Iran. Qatar membantah berbagai tuduhan dan mengatakan tuntutan-tuntutan itu diarahkan untuk mengendalikan kedaulatannya.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson dijadwalkan melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di gedung Departemen Luar Negeri pada Selasa (27/6).